Problem Besar Anies adalah Tiket Capres, Parpol Serius Mendukung atau Cuman Nebeng Elektabilitas?

[PORTAL-ISLAM.ID]  Satu problem yang mengganjal masih menghantui Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam hal merealisasikan peluangnya sebagai calon presiden (Capres) 2024.

Direktur Eksekutif Median Rico Marbun tak memungkiri potensi dan peluang Anies sebagai Capres 2024 sudah kelihatan, setidaknya sejak memenangkan pemilihan gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada tahun 2017 lalu.

"Pak Anies Baswedan ini rekam jejaknya sudah layak masuk dalam kategori Capres. Pernah menjadi menteri pendidikan dan kini kepala daerah. Kapabilitas komunikasi publik juga tidak perlu diragukan," ujar Rico kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (28/6).

"Tahun 2017 lalu beliau berhasil mengalahkan petahana di DKI Jakarta. Artinya semangat juang juga ada," sambungnya.

Namun di samping itu, yang namanya usung mengusung figur sebagai Capres diperlukan dukungan dari partai politik (Parpol). Hal inilah yang menurut Rico menjadi masalah utama Anies Baswedan.

"Problem paling besar dari beliau sekarang adalah tiket partai," imbuhnya menegaskan.

Jika melihat sejumlah simulasi pemilihan baik melalui survei maupun poling, secara konsisten Anies selalu masuk dalam 3 besar alias top three.

"Tapi tiket Parpol ini seperti kotak gelap yang ada dalam pintu terkunci, benar-benar kurang jelas," tuturnya.

Maka dari itu, Rico mempertanyakan komitmen Parpol yang belakangan muncul sebagai bagian dari unsur yang akan mendukung Anies maju sebagai Capres 2024.

"Apakah Parpol-Parpol yang selama ini katanya mendukung Anies itu benar-benar serius atau tidak? Ataukah Anies hanya dijadikan alat pendongkrak elektabilitas bagi parpol, coattail effect?" tandas Rico.

Analisis Rico Marbun soal peluang dan tantangan sosok Anies Baswedan ini merupakan bagian dari tanggapan terhadap hasil poling RMOLVote yang diselenggarakan selama dua pekan sejak Senin (13/6) hingga ditutup pada Senin (27/6) per pukul 00.00 WIB.

Dalam poling tersebut Anies menempati urutan ketiga dengan perolehan 10.162 dukungan atau 14,59 persen. Sementara di posisi kedua ada nama Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri yang mendapat 10.548 dukungan atau 15,14 persen.

Sementara di urutan pertama ada Ketum Partai Demokrat Agus Harimurthi Yudhoyono dengan jumlah sebanyak 13.267 dukungan atau 19,05 persen dari total dukungan masuk sebanyak 82.093 dukungan. [rmol]
Baca juga :