Sobary, Barisan Sakit Hati yang Dimunculkan Kembali Demi Serang Anies Baswedan

"Seorang terpelajar harus sudah berbuat adil sejak dalam pikiran, apalagi dalam perbuatan." (Pramoedya Ananta Toer, Bumi Manusia, 1975.)

Ungkapan ini selalu berseringai di kepala, menginspirasi namun sekaligus menampar sanubari. Bagaimana tidak, ketidakadilan intelektual lebih sering dipertontonkan oleh orang-orang yang menganggap dirinya kaum terpelajar.

Mohamad Sobary salah satu contohnya. Pria yang disebut sebagai budayawan ini sebut Anies Baswedan tidak pandai bekerja.

Bahkan dirinya menyebut Gubernur DKI Jakarta itu anak baru keluar sekolah.

Padahal, Anies Baswedan merupakan doktor ilmu politik Northern Illinois University yang pernah terpilih sebagai satu dari 20 Tokoh yang membawa perubahan dunia untuk 20 tahun mendatang oleh majalah Foresight yang terbit di Jepang (April 2010).

Ini bukan media abal-abal, Sob. Majalah bulanan Foresight diterbitkan salah satu penerbit tertua Jepang, Shinchosha, dan merupakan majalah berkualitas prima yang mengulas berita dan analisa politik dan ekonomi internasional.

Dan nama Anies dicantumkan bersama 19 tokoh dunia lain seperti Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, Presiden Venezuela Hugo Chavez, Menlu Inggris David Miliband, anggota Parlemen dan Sekjen Indian National Congress India Rahul Gandhi, serta politisi muda Partai Republik dan anggota House of Representative AS, Paul Ryan.

Majalah bulanan berbahasa Jepang itu menulis bahwa cucu almarhum pahlawan nasional AR Baswedan itu merupakan salah satu calon pemimpin Indonesia masa mendatang.

Silahkan cari di google cendikia, ketikkan "karya ilmiah Anies Baswedan". Silahkan dilihat dengan mata kepala masing-masing. Itupun jika anda memiliki mata dan kepala yang jernih.

Bagaimana dengan prestasi Anies? Yang ini lebih banyak lagi. 

Kesombongan Sobary Menilai Tuhan

Bahkan Mohamad Sobary dengan keangkuhannya, ia memaki-maki dan menilai Tuhan tidak akan membimbing Anies.

“Bagi saya, kalau seseorang begitu mati-matian untuk mencapai cita-cita politik, ahli-ahli agama bilang, kalau begitulah watak manusia, Tuhan boleh mengizinkan barangkali, tapi Tuhan tidak akan membimbing dia (Anies) lebih lanjut,” tuturnya.

Sobary memang mustahil disebut adil sejak dalam pikiran. Karena isi kepalanya dipenuhi dendam ke Anies Baswedan.

Dia juga pernah menuduh Anies Baswedan bukan intelektual pintar masalah pluralisme. Ini dikarenakan Anies menggunakan pelbagai simbol kosong dalam memenangkan langkah politiknya.

"Anies bukan intelektual yang membicarakan pluralitas. Anies bukan apa-apa dalam hal itu," kata Sobary di Jakarta, Jumat (3/3), 2017.

Apa yang membuat Sobary begitu membenci Anies? 

Sobary sepertinya sengaja dimunculkan kembali hanya untuk menyerang Anies Baswedan. Backgroundnya yang pernah memimpin kantor berita Antara dan menulis beberapa judul buku, dianggap mumpuni menggantikan narasi-narasi buzzeRp yang monoton.

Ditambah lagi, ternyata Sobary merupakan pendukung militan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. 

Bahkan sangking mencintai Ahok secara berlebihan, Sobary pernah mengganti shalawat Nabi.

“Shollalllahu ‘ala Ahok,” kata Sobary dalam diskusi di Jakarta beberapa tahun lalu.

Hati Sobary tercabik-cabik ketika Ahok dikalahkan Anies. Lukanya menganga begitu lebar. Susah disembuhkan. Menciptakan dendam abadi.

Intinya, meski seorang yang disebut budayawan, pernyataan Sobary hanya tong kosong. Karena dia sudah tidak adil sejak dalam pikiran. 

(KS)

Baca juga :