[PORTAL-ISLAM.ID] Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dirinya menolak perpanjangan masa jabatan presiden tiga periode.
Jokowi menegaskan bahwa dirinya akan patuh terhadap konstitusi yang mengatur masa jabatan presiden hanya dua periode dan dipilih setiap lima tahun sekali.
Pakar Hukum Tata Negara, Yusril Ihza Mahendra turut menyampaikan pandangannya terkait pengakuan Jokowi yang menolak masa jabatan presiden tiga periode.
Yusril Ihza Mahendra mengatakan pemimpin dan politisi kerap dihadapkan dengan sebuah dilema yang terkadang keputusan yang mereka ambil melawan hati nuraninya sendiri.
Menurut Yusril Ihza Mahendra, seperti yang disampaikan oleh ayahnya, ketika seseorang masuk ke dunia politik, maka dapat diibaratkan seperti ikan masuk dalam bubu.
Hal itu disampaikan oleh Yusril Ihza Mahendra dalam sebuah video yang diunggah di kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Senin, 11 April 2022.
“Bapak saya dulu pernah bilang sama saya katanya ‘kamu mau masuk politik ini? ibarat ikan masuk dalam bubu’ Ya, masuknya Gampang keluarnya susah,” kata Yusril Ihza Mahendra.
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) itu mengatakan dilema tersebut dapat terjadi pada setiap orang, termasuk Jokowi.
Dia mengungkapkan Presiden kedua RI, Soeharto pernah menyampaikan tak akan maju kembali dalam Pemilu sebagaimana yang dikatakan Jokowi.
Namun, Yusril Ihza Mahendra mengaku kaget. Pasalnya, Soeharto justru maju kembali dalam Pemilu.
“Saya melihat Pak Harto pun menyampaikan hal yang sama seperti Pak Jokowi, sudah ingin lengser, tidak mau lagi, tapi kemudian saya juga kaget pak Harto bilang mau maju lagi,” ucapnya.
“Jadi saya sampai ‘Pak Harto bagaimana ini ceritanya?’, dia bilang ‘ini Harmoko’, terus ‘saya ini dikatakan saya masih dibutuhkan’,” imbuhnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan Jokowi mengatakan padanya akan patuh terhadap konstitusi.
Kendati demikian, dia menyampaikan pernyataan Jokowi tersebut merupakan jawaban formal seorang presiden.
Terkait kebenaran Jokowi akan patuh konstitusi, Yusril Ihza Mahendra mengatakan hal tersebut hanya diketahui oleh Allah.
“Tapi apakah memang seperti itu juga yang ada pada diri beliau? ya kita manusia ini kan hanya tau yang zhahir, yang batin itu urusannya Allah,” pungkasnya.(Pikiran-Rakyat)