Yaqut, watch your mouth!

Yaqut, watch your mouth!

Wahai Yaqut, jikalau anakmu idiot, aku tak akan pernah mengupamakannya seperti monyet. Ia tetaplah manusia yang tak boleh disamakan dengan hewan.

Lalu mengapa kau umpamakan adzan seperti gonggongan anjing? Tidakkah kau renungkan bahwa dalam adzan itu terkandung kalimat syahadat? Pengakuan atas ke-esaan Allah, pengakuan seorang muslim bahwa Muhammad adalah utusan Allah.

Adzan adalah kesetaraan. Prinsip egalitarianisme yang dijunjung tinggi dalam Islam. Bukan Abu Bakar, bukan Umar, bukan Ustman, bukan pula Ali yang dipilih oleh Rasulullah untuk mengumandangkan adzan pertama kali. Tetapi Bilal bin Rabah, seorang kulit hitam lagi kurus ceking yang berasal dari Ethiopia. Bilal menerima amanat langsung dari baginda Nabi untuk menyeru mukmin melaksanakan sholat. 

Wahai Yaqut, jika terlahir dari keluarga muslim, maka suara adzanlah yang pertama kali kau dengarkan. Bukan suara sinden, bukan suara gamelan, bukan pula suara gonggongan anjing. Saat itu, ayahmu pasti menangis haru sambil melantunkan adzan ditelingamu. Ia tentu berharap anaknya kelak menjadi seorang muslim yang beriman.

Tapi apa yang kau lakukan sekarang sungguh jauh dari harapan sang ayah. Adzan kau umpamakan dengan gonggongan anjing. Adzan kau anggap bising. Adzan kau hinakan hanya untuk mendapat pujian supaya dicap toleran. 

Aku bukanlah muslim yang taat. Tapi aku takkan pernah melecehkan kalimat syahadat. Karena dengan kalimat itulah aku siap memasuki liang lahat. 

(By Ruby Kay)

Baca juga :