Saya tidak peduli jika WADAS itu basis wilayah Banteng, Yang kita bela adalah siapapun yang terdzolimi

Bismillah.

Saya tidak peduli jika WADAS itu basis wilayah banteng.

Saya tidak peduli jika warga yang sedang butuh bantuan dan dukungan itu adalah pemilih Jokowi.

Yang jelas, sedang ada kedzholiman dan ketidakadilan yang dipertontonkan secara nyata disana.

Ada manusia yang akan diambil paksa hak-nya di Wadas.

Ada kekerasan dari yang kuat terhadap yang lemah di Wadas

Ada tangan-tangan yang ingin membuat kerusakan di bumi Allah yang sepanjang sejarah diolah dengan baik oleh warga Wadas.

Jika kalian ingin diam dan ingin mengabaikan, bahkan meminta orang lain untuk diam karena itu bukanlah tragedi yang menimpa kelompok kalian, partai kalian, atau orang-orang yang segolongan kalian, malah lebih jauh bertepuk tangan nyinyirin warga yang kalian anggap salah memilih,

SILAHKAN SAJA!!!

Jika kalian menganggap ini hanya permainan politis yang ingin menaikan nama GP,

SILAHKAN SAJA!!!

Tapi perlu diketahui, bahwa Purworejo, wilayah dimana desa Wadas berada ini adalah kampung halaman GP. Tempat kelahirannya. Dan GP juga adalah seseorang yang di masa mudanya aktif dalam organisasi pencinta alam.

Namun apa yang ia lakukan sekarang?
Dialah orang yang meneken persetujuan untuk menjadikan area Wadas yang subur sebagai area pertambangan. Yang akhirnya meminta warga merelakan tanah hak miliknya untuk digusur, dan mendatangkan ratusan polisi (bahkan menurut sumber lain; ribuan polisi) untuk mengepung desa Wadas demi mengamankan pengukuran. Naudzubillah min dzalik.

Tidak semua rakyat Indonesia itu sepintar kalian. Banyak di antaranya yang begitu lugu dalam menilai, ikut-ikutan, nurut mayoritas, turun temurun terdoktrin, atau apalah sehingga mereka salah dalam menentukan pilihan. Toh, secara politis saya pun (atau kalian juga merasa) pernah salah menilai, mendukung dan memilih orang kan? Wallahua'lam.

So, silahkan lakukan apa yang ingin dilakukan. Bisa jadi kalian lah yang benar karena itu adalah sebuah kebaikan. Dan saya pun tetap melakukan apa yang saya yakini sebagai jalan kebaikan.

Cukuplah Allah yang menilai.
Yang tidak akan salah membalas kebaikan manusia meski hanya sebesar zarah, begitu pula dengan keburukan.

Semoga Allah menampakan kepada kita bahwa yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.

Semoga Allah mengampuni saya.

Salam Hormat,

(Aisha Rara)

Baca juga :