[PORTAL-ISLAM.ID] Naypyidaw (Nay Pyi Taw) masih seperti kota mati tanpa penghuni. Padahal, sudah 16 tahun menjadi ibu kota Myanmar. Nyaris tak ada geliat atau hiruk pikuk di kota itu. Benar-benar sepi.
Sebagai ibu kota, Naypyidaw, hanya difungsikan sebagai pusat administratif Myanmar yang saat ini kembali dikuasai junta militer.
Sebelumnya, Myanmar memindahkan ibu kota dari Yangon ke Naypyidaw pada 7 November 2005 lalu. Letaknya berada di tengah Myanmar. Tepatnya di sebelah utara Kota Yangon atau selatan Kota Mandalay.
Protokoler Perlindungan WNI KBRI Yangon, Cahya Pemengku Aji, berbagi cerita tentang sunyinya Naypyidaw di tengah pembangunan infrastruktur luar biasa kota itu.
"Naypyidaw sejauh ini memang masih sepi karena hanya berfungsi sebagai pusat administratif pemerintahan Myanmar. Pusat Bisnis dan Industri tetap di Yangon," kata protokoler Perlindungan WNI KBRI Yangon, Cahya Pemengku Aji, saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (18/1/2022).
Suasana ibu kota yang sepi bahkan sudah terasa jauh sebelum pandemi Covid-19 dan kudeta oleh militer Myanmar pada Februari 2021.
Kantor kedutaan Indonesia, menurut Aji, juga masih bertahan di Yangon. Hanya ada beberapa kantor penghubung yang buka di Naypyidaw.
Ia kemudian menegaskan di Naypyidaw memang sangat sepi meskipun infrastruktur sudah dibangun secara besar-besaran, seperti jalanan, hotel, pusat perbelanjaan.
"Tapi relatif hanya penghuni Naypyidaw di atas yang beraktivitas. Apalagi saat ini ada pembatasan, hanya yang memiliki undangan dan izin yang dapat berkunjung," papar Aji.
Kota Hantu
Salah satu situs perjalanan, Scandasia, menggambarkan kota itu bak kota hantu. Kondisi itu digambarkan penulisnya yang pernah mengunjungi kota tersebut. Mereka mengelilingi kota selama 45 menit.
Mereka juga membandingkan Canberra yang hanya berisi kantor kedutaan dan London. Di Naypyidaw, nyaris tak ada orang-orang beraktivitas di luar ruangan.
Hotel yang memiliki 200 kamar pun tampak sepi dari pengunjung.
The Guardian pernah melaporkan, jika berkendara di Naypyidaw seseorang akan lupa bahwa ia sedang berada di Myanmar.
Di kedua sisi jalan, tampak deretan gedung-gedung raksasa yang tak berujung, hotel bergaya villa, dan pusat perbelanjaan tampak seperti jatuh dari langit, semuanya dicat dengan warna-warna pastel yang lembut: pink muda, biru muda, dan krem.
Jalan-jalan baru diaspal dan dipagari dengan bunga-bunga dan semak-semak yang dipangkas dengan hati-hati. Bundaran yang ditata dengan cermat menampilkan patung bunga yang besar.
Luas Nypyidaw Enam Kali Kota New York
Luas kota Nypyidaw sekitar 4.800 kilometer persegi, luas ini disebut-sebut enam kali lipat dari Kota New York. Segalanya tampak lebih besar.
Jalan-jalan besar dirancang untuk kendaraan bermotor atau mobil, bukan pejalan kaki. Lebar jalan besar bisa delapan ruas.
Di kota itu juga ada taman safari, sebuah kebun binatang yang lengkap bahkan dengan satwa seperti penguin dan setidaknya empat lapangan golf.
Di Naypyidaw juga ada listrik yang bisa diandalkan. Selain itu banyak restoran memiliki Wi-fi gratis dengan koneksi yang cepat.
Satu-satunya yang kurang bagi Naypyidaw tampaknya adalah manusia-manusianya.
Jalan raya yang luas benar-benar kosong dan hanya ada keheningan di udara. Nyaris tanpa geliat, hampir tak ada pergerakan. Statistik resmi pemerintah menyebut populasi penduduk di sana sekitar 1 juta jiwa, tetapi banyak pihak yang meragukan hal itu.
Di Minggu sore yang cerah, jalanan sepi, restoran dan lobi hotel kosong. Kondisi itu tampak seperti gambaran menakutkan dari pinggiran kota Amerika pasca-kiamat; seperti film David Lynch di lokasi di Korea Utara.
Myanmar kini berada dalam konglik usai junta militer mengambil alih kekuasaan pada Februari 2021 lalu. Mereka menangkap para pejabat negara termasuk presiden dan penasihat negara, Aung San Suu Kyi.
Tak hanya itu, militer juga tak segan membunuh siapa saja yang menentang kekuasaannya. Sejauh ini menurut Asosiasi Bantuan Tahanan Politik, korban tewas akibat kudeta mencapai 1.480 jiwa, sementara yang ditangkap 11.583 orang.
(CNN)
Kebetulan saya pernah ke sana beberapa tahun lalu - betul bagaikan kota hantu. https://t.co/iY8Fu9HoVw
— Muhammad Said Didu (@msaid_didu) January 18, 2022
— Ainun Najib (@ainunnajib) January 18, 2022