Oleh: Alexander Abu Taqi
Ada kawan yang mengungkapkan kekhawatirannya, bahwa Ormas Islam Muhammadiyah sedang ditarget, ada penyusup di Muhammadiyah untuk menunggangi dan membelokkan Muhammadiyah dari kelurusannya, ada usaha untuk 'memisahkan kepala Muhammadiyah dari badannya', ada usaha untuk mengaburkan sejarah dan manhaj Islam Ormas Islam Muhammadiyah yang sesungguhnya, dsb.
Maka jawaban singkat saya:
Sangat wajar, jika Muhammadiyah ditarget.
Karena banyak hal.
Misalnya:
Prinsipnya dan manhajnya yang lurus sejak 100 tahunan lalu dalam Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Was Salafiyyaah, asetnya yang sangat besar, perputaran uangnya, reputasinya yang baik dalam keislaaman, organisasi Islam terbesar dunia, anti TBC (Takhayyul, Bid'ah, Churofat), anti Pemurtadan, anti Zionisme, anti Komunisme, dll.
Kita semua harus waspada.
Muhammadiyah milik bersama, milik umat. Itu wakaf KH Ahmad Dahlan (dan di atas, keturunan beliau saya tag juga) untuk umat.
Maka harus kita jaga bersama.
Sekedar pengingatan, dari dokumen Muhammadiyah dan sejarah-pengetahuan umum:
Prinsip Muhammadiyah
Dulu, bahkan sejak awal, organisasi massa Islam Ahlus Sunnah was Salafiyyaah yang tertua (aktif sejak 1330 Hijriyah atau 1912 Masehi) dan terbesar, serta terkaya di Indonesia, yang masih resmi ada, yakni MUHAMMADIYAH, dimaki sebagai: Wahabi.
Padahal ini istilah hasil rekayasa musuh Islaam, dan tidak benar dalam Sejarah, Aqidah, Tata Bahasa Arab.
Juga dikatai "Kadrun", di masa Muhammadiyah di Masyumi (bersama Al Irsyad, Persis, dkk.). Menentang Nas-A-Kom (Nasionalisme - Agama - Komunisme) koalisi PNI, NU, dan PKI.
Bahkan K. H. Ahmad Dahlan pendiri Muhammadiyah dikatai sebagai "Kyai Palsu", "Kafir", hingga Mushollah (Langgar Kidul) beliau di Yogyakarta dibakar mereka. Dan beliau - bersama Nyai Walidah istri beliau dan K. H. Muhammad Suja' sahabat beliau - diserang hendak dibunuh di Banyuwangi oleh 'kaum Islam Jawa Tradisional (Abangan, Kejawen)'.
Karena dianggap 'lain'.
Karena K. H. Ahmad Dahlan dan Muhammadiyah menentang Takhayyyul, Bid'ah, Churofat. Sesuai Al Qur'aan, As Sunnah, was Salafiyyaah. Bersemboyan "Anti TBC (Anti Takhayyul, Bid'ah, Churofat)".
Juga karena Muhammadiyah mengikuti ajaran bersanad lurus sejak:
Syaikh Muhammad bin 'Abdul Wahhab at Tamimi*, syaikh Muhammad Rosyid Ridho, syaikh Muhammad 'Abduh, syaikh Jamaluddin Al Afghani, syaikh 'Ibnul Qoyyim, syaikh 'Ibnu Taimiyyah, Imaam Madzhab Yang Empat (Abu Hanifah (Hanafi), Malik, Syafi'i dan Ahmad bin Hanbal (Hanbali)), dan sampai ke 3 generasi Salafush Sholih - Sahabat Nabi, Tabi'iin, dan Tabi'ut Tabi'iin - yang dijamin ALLAAH sebagai yang terbaik sampai Rosuululloh shollollohu 'alaihi wa sallam.
Kitab Al Mannar yang banyak juga dipakai di Muhammadiyah (selain Ibnu Katsir, dll.) jelas memuat ajaran mereka. Tanpa kecuali.
Keterangan:
*) Karena ini, Muhammadiyah juga dimaki sebagai 'Wahabi'. Padahal ini hanya istilah fitnah. Tidak benar dalam Tata Bahasa juga Aqidah dan Sejarah, oleh Inggris, Sufi, Syi'ah, dan Komunis di Indonesia di masa NASAKOM (PNI, NU, PKI) versus MASYUMI (Muhammadiyah, Al Irsyad, Persis, dkk.)
Lihat Sejarah Muhammadiyah:
Muhammadiyah itu golongan Ahlus Sunnah Salafiyyah:
Ahlus Sunnah Al Jama'ah
Muhammadiyah tidak bermadzhab karena berperbandingan Madzhab. Berusaha merujuk ke generasi Salafush Sholih:
Prinsip tidak bermadzhab Muhammadiyah ini sama dengan pendirian banyak Ormas, lembaga, masyarakat Islam lain. Misalnya, salah satunya, Persis atau Persatuan Islam (1923).
Muhammadiyah Anti Bid'ah
Muhammadiyah Tidak Bertarekat Sufi/Tasawuf
Muhammadiyah tidak memperingati kematian orang di hari-hari tertentu macam yang populer disebut sebagai 'Tahlilan'.
Dan sebagainya.