Selamat Jalan Singa Allah & Muallim Ummat Allahuyarham Ustadz KH Tengku Zulkarnain

SELAMAT JALAN SINGA ALLOH & MUALLIM UMAT ALLOHUYARHAM USTADZ KH.TENGKU ZULKARNAIN
(Catatan Kecil Perjuangan)

Oleh: Abu Fayadh Muhammad Faisal Al Jawy al-Bantani, S.Pd, M.MPd, M.Pd, I *

انالله وانااليه راجعون

1 jam yang lalu (10 Mei 2021), membaca Info via Republika dan info lainnya, saya mendapatkan kabar bahwa Ustadz KH. Dr. Tengku Zulkarnain, M.BA wafat di RS Pekan Baru masih dalam rangka safari dakwah.

Sekitar 15 tahun yang lalu untuk pertama kalinya saya bertemu dengan beliau di ta'lim khusus syafi'iyah. Ya, beliau adalah ulama pengikut mazhab syafi'i.  Dalam ta'lim khusus tersebut beliau memaparkan kerisauannya terhadap perkembangan paham sesat Syiah di bumi ahlus sunnah waljama'ah ini. 

Beliau sepanjang penulis kenal adalah ulama yang satu kata antara sikap dan langkah. Ketika perjuangan mesjid Al Ikhlash jln.Timor Medan beliau berada digaris terdepan. Meski beliau sudah tokoh nasional, tak ada kesungkanan beliau turun mengingatkan gubernur dan pejabat yang berkuasa waktu itu untuk tidak meruishlagh mesjid tersebut. 

Ketika ada kasus Siyono yang tewas di tangan densus 88. Beliau langsung menyatakan siap ketika kami minta beliau mengisi tabligh akbar atas kasus tersebut. 

Beliau juga yang tanpa ragu terus melanjutkan safari dakwah bersama penulis dan para ikhwan di tebing tinggi dan batu bara walau banyak intimidasi agar acara tersebut dibatalkan sebab diframing pihak tertentu karena berdekatan dengan pilpres 2019.

Saya ingat kata beliau "lanjut aja Kang, kalau dilarang didalam mesjid. Kita kumpul diluar mesjid." Alhamdulillah acara tersebut berlangsung ramai walau harus berpindah tempat dan ditengah pengawalan ketat para laskar. 

Kini umat kehilangan ulama muwahhid  syafi'iyahnya yang lurus.  Berkurangnya orang alim adalah duka bagi umat ini karena sang pemberi nasehat telah berkurang. 

Allohuyarham Ustadz KH. Dr. Tengku Zulkarnain adalah ulama yang sangat mencintai negeri ini. Sikap politik beliau dinantikan umat, beliau bukan tipikal ulama penjilat kekuasaan. Ketika kekuasaan itu benar beliau dukung, tapi ketika menyimpang  maka beliau paling pertama dan vokal mengkritisinya. 

Sungguh umat Islam Sumatera Utara khususnya sangat bersedih. Ulama melayu asal Sumut yang punya gaya khas dalam berdakwah telah kembali pada RabbNya dalam keadaan husnul khatimah. Beliau berpulang dalam keadaan dua pahala, syahid karena sakit dan dalam safar dakwah.

Tinggal kita sekarang ini yang harus khawatir. Jika kita golongan alim maka hendaknya bercermin pada Allohuyarham Ustadz KH. Tengku bahwa takut hanya boleh pada Alloh saja. Jika kita golongan awam maka wajib mengikuti jejak beliau...bahwa amar ma'ruf nahi munkar adalah tugas setiap muslim. 

اللَّهُمَّ اغْفِرْله وَارْحَمْه  وَعَافِه وَاعْفُ عَنْه، وَأَكْرِمْ نُزُلَه  وَوَسِّعْ مَدْخَلَه، وَاغْسِلْه بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّه مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْه دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِه،وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِه، وَأَدْخِلْه الْجَنَّةَ، وَأَعِذْه مِنْ عَذَابِ الْقَبْر 

آمــــــــــــــــــين يا رب العالمين

*Penulis adalah Alumni 212, Aktivis Pendidikan dan Kemanusiaan, Praktisi dan Pengamat PAUDNI/Pendidikan Anak Usia Dini Non Formal dan Informal, Aktivis Anti Pemurtadan dan Aliran Sesat, Domisili saat ini di Bekasi Jawa Barat.

Baca juga :