Saran buat PT KAI
Suer, saya tdk akan nyinyir, tapi lewat postingan ini, sy mau ngasih saran untuk PT KAI, kebetulan Komut-nya baru, jadi semoga momentum ini tepat:
1. Yth Pak Kiyai, kalau beli tiket pesawat, itu rapid test sering dikasih gratis loh. Jadi, alih-alih naikin Genose dari 20.000 jadi 30.000, malah bagusnya gratisin saja. Penumpang senang. PT KAI saja yg subsidi, kalaupun rugi2 dikit, PT KAI itu kan memang milik rakyat. Membuat rakyat senang sungguh mulia dan bisa masuk surga
2. Yth Pak Kiyai, mushalla di kereta2 jarak jauh itu masih bisa ditingkatkan lagi. Dibuat layout baru, dll. Terutama yang perjalanan keretanya mesti nembus dua waktu shalat. Sy percaya pasti bisa, biar wudhunya lebih enak, shalatnya lebih enak.
3. Yth Pak Kiyai, layanan makan dan minum di kereta jarak jauh itu juga mesti diperbanyak ragam dan pilihannya. Kalau bisa murah juga jualnya. Lagi2, waah, membuat penumpang hepi, rakyat hepi, adalah seharusnya cita2 mulia PT KAI.
4. Yth Pak Kiyai, percepat revitalisasi rute2 lama. Wah, ini seru loh kalau rute2 lama dibalikin lagi. Daftarnya, saya yakin direksi PT KAI mesti punya. Memang seru jika PT KAI punya jalur kereta cepat semi2 shinkansen, tapi rute2 lama juga menarik.
5. Yth Pak Kiyai, juga percepat pembangunan jalur kereta baru di luar pulau Jawa. Anak2 di kalimantan misalnya, mereka nggak pernah lihat sepur. Apalagi di Papua, Lombok, dll. Bilang sama bosnya bos di sana, bangun tol memang oke. Tapi bangun jalur rel baru juga oke loh, Pak. Bayangkan jika ada rute kereta nonstop Jakarta Bali, Lombok, Flores sampai Alor sana. Atau Jakarta sampai Banda Aceh (pas nyebrangnya penumpang tetap pakai Ferry punya Pelindo). Kita bisa nyaingin rute2 mahsyur di LN.
Kurang lebih itu Pak Kiyai. Kalau hal2 lain, sy sdh tdk punya saran lagi buat PT KAI, karena memang sdh bagus dan banyak perbaikan. Mungkin lima hal itu bisa dibantu Pak Kiyai, biar nyinyir orang juga bisa berhenti. Dijawab dgn sesuatu, kongkrit. Ada dampak positifnya Pak Kiyai di sana. Mungkin yg lain juga ada saran2 juga, tentu bagus juga didengarkan.
Ngomong2, sy itu love dgn kereta. Dulu, pas nulis novel PULANG, itu 30% nyaris ditulis di atas kereta Argo Wilis, Bandung-Yogya. Sy dulu sering ada acara ke sana. Jadi pas ke sana, sy buka laptop, colokin ke listrik, ngetik. Wah, eksotis banget. Apalagi kalau besok2 ada jalur Bakauheni-pelabuhan menuju Sabang Aceh, wah itu entah berapa jam, melewati bukit barisan, jangan2 sy bisa menyelesaikan 1 novel sendiri.
Tabik.
(By Tere Liye)
*foto dari detik.com