DEBAT WAJIB TIDAKNYA JILBAB

[PORTAL-ISLAM.ID] Tadi diajak seorang kenalan berdebat tentang wajib tidaknya seorang muslimah berjilbab.

Menurutnya rambut tidak termasuk aurat bagi perempuan. Karena istri seorang tokoh besar yang menjadi Ulama panutannya juga cuma berkerudung dan masih kelihatan rambutnya.

Dia mulai bercerita tentang Cut Nyak Dhien yang tidak berjilbab. Padahal asal Aceh. Perempuan masa awal Islam cuma berkerudung. Bukan berjilbab. Bagi dia Jilbab adalah budaya Timur Tengah dan Kerudung adalah Budaya Asli Nusantara.

Saya malas dengan debat yang bertele-tele. Saya cuma sampaikan, untuk mengukur batasan aurat laki-laki dan perempuan itu gampang. Lihat saja ketika Sholat. Karena untuk Sholat wajib menutup Aurat.
Jadi kalau menurut dia rambut bukan aurat bagi seorang Perempuan, ya silahkan sholat dengan memperlihatkan rambut. Paling juga disebut orang gila....

Kedua. Kewajiban berjilbab atau menutup aurat bagi seorang Muslimah rujukannya bukan ke istri seseorang yang dia anggap Ulama besar. Bukan juga ke seorang Pahlawan dari daerah yang memang sangat Islami. Tapi rujukannya adalah ke Al-Quran dan kemudian Hadist Nabi. Sebagai sumber dari segala sumber Hukum Islam.

Terakhir, khusus Cut Nyak Dhien. Sampai sekarang saya lebih meyakini beliau Pejuang Muslimah yang berhijab atau Berjilbab. Biarpun ada foto-foto beliau dengan pakaian yang menutupi aurat dianggap "Hoaks" oleh Kominfo, karena menurut Kominfo, foto tersebut adalah istri Panglima Polem, yang juga Pahlawan Nasional dari Aceh, tapi tetap saja tidak ada penolakan fakta kalau Cut Nyak Dhien bisa saja Wanita Muslimah yang selama hidupnya berhijab. Toh foto-foto beliau selama ini juga sumbernya entah dari siapa?

#TY

(By Azwar Siregar)

Baca juga :