MULTI-BENCANA

MULTI-BENCANA

(1) BENCANA KESEHATAN

Hampir setahun kita menghadapi wabah Covid-19. Sudah hampir 1.000 triliun anggaran tahun 2020 digelontorkan untuk mengatasi wabah ini, tapi tidak ada tanda-tanda wabah ini bisa dikendalikan. Hampir setiap minggu angka positive-rate dan angka kematian memecahkan record.

Tahun ini kita juga sepertinya membutuhkan anggaran yang tidak kurang dari 1.000 triliun untuk mengatasi wabah, mulai dari perawatan pasien hingga pengadaan vaksin, serta untuk menstimulus perekonomian yang loyo akibat wabah.

(2) BENCANA PEREKONOMIAN

Menurut rilis Kemenkeu, utang pemerintah hingga akhir Desember 2020 sudah tembus Rp 6.000 triliun. Utang ini akan semakin membengkak jika utang BUMN yang juga tembus Rp 6.000 triliun ikut dihitung. Dengan total aset Rp 8.750 triliun, rasio utang BUMN sudah masuk zona merah padam.

https://www.cnbcindonesia.com/news/20201215133602-4-209243/aduh-utang-bumn-kian-menjulang-ke-langit-bahayakah

Kita tidak usah bicara utang BUMN dulu.

Total utang pemerintah Rp 6.075 triliun. Kurang lebih 39% dari PDB. Masih aman, kata Stafsus Menkeu Yustinus Prastowo. Ia juga mengatakan begitu ketika rasio utang pemerintah masih 30%. Aman terus pokoknya.

Kita asumsikan bunga 6%. Paling tidak, untuk tahun ini, pemerintah setidaknya harus membuang uang 360 triliun hanya untuk membayar bunga pinjaman. Jika pemerintah harus membayar 5% saja dari pokok utang, maka anggaran yang harus disiapkan untuk bayar utang tahun ini sekitar 660 triliun, kurang lebih.

Pendapatan negara dari pajak belum pernah lebih dari Rp 1.500 triliun. Pembagian dividen dari BUMN tidak pernah lebih dari Rp 100 triliun.

Padahal belanja pemerintah untuk tahun ini besar sekali. Menurut APBN 2021, sekitar Rp 2750 triliun.

Jika target pendapatan 2021 diprediksi sekitar Rp 1.700 triliun, maka ada defisit sekitar 1.000 triliun.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, pendapatan selalu di bawah target, sedangkan pengeluaran selalu berada di atas target. Jika habit-nya masih sama, maka defisit akan semakin dalam.

Dari mana anggaran untuk menutup defisit itu?

Ya utang lagi. Utang buat menutup utang. Gali lubang tutup lubang.

Bayangkan jika tahun ini Sri Mulyani tidak dapat utangan. Atau dapat, tapi hanya sebagian.

Kita nangis bareng.

(3) BENCANA HUKUM

Bencana yang ini tidak usah dibahas saja ya. Bikin sakit kepala.

(4) BENCANA KEMANUSIAAN

Ini juga tidak usah dibahas. Murah sekali harga nyawa di sini.

(5) BENCANA KORUPSI

Kita mungkin sudah kehabisan kata-kata jika membicarakan korupsi di negeri ini. Penyelewengan anggaran kini tidak hanya terjadi di proyek-proyek infrastruktur. Bansos pun sekarang jadi primadona bancakan. Bukan hanya bansos untuk rakyat miskin. Untuk penyandang disabilitas pun diembat.

Kurang bejad gimana coba?

Dan pelakunya, mereka lagi mereka lagi.

Etapi ... di Pemilu yang akan datang, jangan lupa tetap dipilih ya. Lumayan dapet 150 ribu per orang.

(6) BENCANA ALAM

Ini juga speechless ya. Dengan diberlakukannya UU Minerba, UU Cilaka, para pengusaha ramai-ramai memindahkan investasinya ke perkebunan (sawit terutama) dan pertambangan. Semakin hancurlah alam Indonesia.

Apakah para investor itu peduli?

Ya enggak lah. Dikasih kaos dan sekotak J-Co aneka rasa, selesai itu masalah.

Dengan masalah-masalah sebesar itu, yang dikeluarkan justru Perpres Ekstrimisme. Kurang keren gimana coba!

Jokowi Teken Perpres Penanggulangan Ekstremisme-Terorisme

Dan terakhir, jangan lupa teriak NKRI HARGA MATI!

(By Wendra Setiawan)

Baca juga :