[PORTAL-ISLAM.ID] Pandemi COVID-19 membuat mobilitas masyarakat di seluruh negara menurun. Ini berdampak pada tingkat kemacetan dunia yang mengalami penurunan, termasuk ibu kota Indonesia, DKI Jakarta.
Tak hanya DKI Jakarta, tercatat 386 kota dari 416 kota dunia lainnya juga mengalami penurunan kemacetan lalu lintas. Ini terjadi lantaran berbagai negara menerapkan pembatasan sosial hingga lockdown.
Perusahaan pembuat perangkat GPS dan sistem lalu lintas dunia asal Amsterdam, TomTom, menunjukkan DKI Jakarta kini berada di peringkat 31 dunia. Pada 2019, DKI menduduki peringkat 10, peringkat 7 pada 2018, dan peringkat 4 pada 2017 (angka peringkat semakin kecil, semakin buruk).
Itu berarti, DKI mengalami penurunan kemacetan 17 persen dibandingkan tahun 2019. Tahun ini, tingkat kemacetan DKI 36 persen.
Sepanjang 2020, Februari menjadi bulan terpadat untuk DKI, yakni 61 persen. Setelah itu, pada April, kepadatan DKI langsung turun drastis menjadi 11 persen.
Ini dikarenakan Pemprov DKI mulai menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menerapkan kebijakan sekolah dan bekerja di rumah.
Imbasnya, sepanjang 2020, kemacetan di DKI turun 21 persen menjadi 41 persen dibanding 2019 pada pagi hari. Sedangkan kepadatan lalu lintas di sore hari menurun 23 persen menjadi 64 persen dibanding 2019.
Meski demikian, grafik menunjukkan kemacetan perlahan naik pada Juli 2020. Setelah itu, kembali menurun dua bulan setelahnya, dan naik lagi pada akhir tahun (November-Desember).
Dari data keseluruhan, Bengaluru, India, mengalami penurunan kemacetan paling tinggi, yakni 20 persen. Namun, ada pula beberapa kota yang mengalami peningkatan kemacetan, seperti Changchun (China) dan Taoyuan (Taiwan).
[Sumber: kumparan]