Rem Darurat Anies, Bukti Pusat Tidak Kredibel


Rem Darurat Anies, Bukti Pusat Tidak Kredibel

Oleh: Tengku Zulkifli Usman

Keputusan Anies Baseedan yang akan kembali menerapkan PSBB di Jakarta mulai pekan depan adalah sudah sangat tepat.

Kebijakan ini selayaknya didukung oleh semua pihak mengingat covid19 di negara kita masuk zona hitam nasional.

Dari awal covid, saya melihat hanya Anies yang paham dan konsisten mengikuti protokol internasional. Sayang, kebijakan Anies sering "dijegal" atasan.

Cara Anies mengurus covid saya perhatikan pada dasarnya sama dengan yang dilakukan oleh banyak kepala negara yang berhasil atasi covid. Mengikuti protokol internasional secara ketat dan dengan langkah-langkah yang terukur.

Bagi negara yang pemimpinnya tidak kredibel dalam mengurus covid, maka secara kasat mata kita melihat negara itu mengalami ketidakpastian soal kapan covid kira-kira bisa diatasi. Bahkan angka korban pun simpang siur.

Brazil, Indonesia, Mesir, India. Adalah sampel negara-negara yang tidak mampu mengurus covid dengan benar bahkan cenderung seperti orang awam. Bahkan 3 hari lalu India salip Brazil dan berada pada urutan 2 dunia.

Indonesia bahkan setara dengan Mesir yang hanya bisa kebingungan di tengah kenaikan jumlah korban yang sangat tinggi.

Jumlah "Positifity Rate" dan "Fatality Rate" kita sangat tinggi, angka kematian juga salah satu yang tertinggi, angkanya diatas 5% mengarah ke 10%. Padahal standar WHO hanya kisaran 2 sd 3% maksimal.

Tidak heran kalau Indonesia akhirnya diisolasi dunia dengan lebih 60 negara melarang WNI masuk ke negara mereka. Tentu kebijakan ini sudah melalui proses verifikasi negara ybs.

Pelarangan WNI masuk ke lebih 60 negara ini termasuk yang tragis, ini artinya kepercayaan dunia kepada Indonesia soal penanganan covid ada di titik nol.

Kematian dokter dan nakes di Indonesia yang merupakan tertinggi di dunia adalah fakta tragis lain yang kita hadapi yang sekali lagi tanpa solusi yang ril dari kebijakan pemerintah.

Di tengah ketidakpastian dan kengerian yang begitu nyata, tapi pejabat kita masih juga sibuk bertengkar di media dan sibuk dengan polemik-polemik berita yang tidak berfaedah.

Di tengah ketidakpastian dalam banyak kebijakan, pemerintah belum satu suara dalam menghadapi covid dengan kebijakan yang ril dan solutif selain masih ribut di media asyik membela diri dan menghibur diri.

Covid di Indonesia salah satu yang terburuk di dunia, masuk daftar 5 negara paling buruk mengatasi covid. Saat ini, AS, India, Brazil, adalah juara teratas dalam kasus terbanyak. Tapi dari segi penanganan covid, Indonesia setara setara dengan Mesir dan Brazil jika kita tarik sisi analisa sosialnya.

Seharusnya kebijakan Anies didukung oleh semua pihak dengan segala daya upaya dan pengerahan semua sumber daya. Ini bukan lagi soal kebijakan siapa, tapi harusnya berpikir dan bertindak apa saja demi kebaikan nasional.

Pemerintah pusat hanya beretorika dan bermain kata-kata, faktanya pemerintah pusat juga tidak ril dalam bekerja. Presiden hanya mengatakan bahwa utamakan kesahatan diatas segalanya, tapi praktek kebijakannnya sangat tidak sinkron dan jauh dari kenyataan.

Rem darurat Anies sekali lagi membuka wajah retorika kosong pemerintah pusat saat ini yang sama sekali tidak kredibel dalam mengurus negara.

Polemik antar pejabat, isu radikal yang diangkat-angkat, buzzer pemerintah yang terus menerus membela penguasa, adalah bagian dari sikap amburadul, melebar, mubazir, dan tidak fokusnya pemerintah dalam menangani covid.

Rem darurat Anies adalah langkah yang harus didukung lahir batin oleh seluruh rakyat dan perlu diikuti oleh para kepala daerah yang lain dan menyesuaikan dengan kondisi provinsi masing masing dalam menangani covid. Jangan ragu demi menyelamatkan nyawa rakyat.

Jika penanganan covid di Indonesia terus saja tidak mendapat kepastian dan keberanian pemerintah. Maka kita harus bersiap dengan bencana kemanusiaan.

Jika pemerintah pusat masih begini-begini saja dalam mengurus covid. Artinya penguasa seperti sengaja membunuh rakyat pelan-pelan dengan bersembunyi di balik isu ekonomi semata.

Karena tanpa pengurusan yang profesional, menajemen yang baik, langkah yang terukur, berani bertindak, dan ilmiah dalam analisa dan data. Virus ini tidak akan pernah pergi dari negara kita.[]

*Sumber: fb penulis

Baca juga :