Luhut Mau Impor Dokter, Bukan Solusi, Malah Bikin Masalah Baru


LUHUT IMPOR DOKTER

By Armala

Saat memberikan pendampingan untuk sebuah rumah sakit beberapa tahun yang lalu, saya mengumpulkan data untuk menjawab pertanyaan: mengapa banyak orang Indonesia pergi berobat ke luar negeri?

Dari data responden, jawabannya mengerucut pada:
1) Pengobatannya komprehensif (ketepatan dan kecepatan diagnosa), dan
2) Adanya kepastian harga.

Kemudian saya meminta para direktur dan manager di RS yang kami dampingi tsb untuk mengunjungi hospitals di Singapore; melakukan benchmarking, sekaligus menganalisanya. 1) apakah alat2 nya lebih canggih dan lengkap? 2) Apakah dokter nya lebih hebat dari dokter-dokter di Indonesia?

Sepulang dari singapore kami melakukan brainstorming, dan menyimpulkan bahwa dua asumsi diatas tidak valid. Alat mereka tidak lebih canggih, dan dokter mereka tidak lebih hebat.

Salah satu analisa kami adalah SISTEM OPERASI mereka yang lebih baik.

Saat pasien masuk. Langsung diobservasi lengkap, sehingga analisa dokter keakuratannya menjadi lebih tinggi.

Itulah alasan mengapa tindakan mereka lebih cepat dan lebih tepat dalam mendiagnosa penyakit pasien.

Saya pun minta mereka mengadopsi sistem seperti di RS Singapore.

Namun mereka menolak. Argumentasi mereka, pasien2 di Indonesia akan menolak bila belum apa2 sudah langsung di observasi lengkap, karena berdampak pada biaya pemeriksaan.

Itu lah alasan mengapa dokter2 di Indonesia, hanya melakukan observasi secara partial sesuai keluhan pasien. Meskipun dengan resiko tuduhan, dokter2 tsb melakukan trial-error atas pemeriksaan yg dilakukan nya.

Karena ketajaman diagnosa menjadi sangat bergantung pada pengalaman sang dokter.

Prosedur RS di Singapore memang bagus, tapi pasien di Indonesia tidak siap menerima sistem seperti itu.

Memang pengamatan saya ini dilakukan lebih dari lima tahun yang lalu. Kondisi saat ini bisa saja berubah.

Tiba2, perdana menteri Indonesia.

Ehhh...Menteri senior deng

membuat wacana akan mengimpor dokter, dengan pertimbangan banyak orang Indonesia yg berobat ke luar negeri.

Jelas, ini bukanlah sebuah solusi, malah dapat membuat masalah baru.

Bertahun2 saya diajarkan dan mengajarkan; untuk menyelesaikan suatu persoalan, analisa lah akar masalahnya terlebih dahulu. Setelah itu baru tetapkan solusinya.

Wajar kalau para dokter dan asosiasi para dokter, bereaksi.

Btw, pada tahun 1990an saat menjadi manajer profesional, saya sangat marah ketika dilecehkan orang Asing yang meremehkan kemampuan manajer orang Indonesia. Sampai saya bersumpah untuk menjadi manajer kelas dunia untuk membungkam mereka.

Eh... sekarang malah anak bangsa dilecehkan oleh pemerintahnya sendiri 😭😭😭

Pak Presiden.... padahal saya sangat mendukung program INDONESIA MAJU.

Kalau seperti ini mah atuh Indonesia MUNDUR jadi nya 😭😭😭

Please do something, mister president 🙏🙏🙏


Saat memberikan pendampingan untuk sebuah rumah sakit beberapa tahun yang lalu, saya mengumpulkan data untuk menjawab...
Dikirim oleh Armala pada Senin, 31 Agustus 2020
Baca juga :