"Jika tidak dibabat, Presiden bisa dianggap melindungi dan menjadi bagian dari konspirasi jahat itu"


MASIH SOAL PROYEK PRAKERJA
"Jika tidak dibabat, Presiden bisa dianggap melindungi dan menjadi bagian dari konspirasi jahat itu"

By Agustinus Edy Kristianto

Status saya beberapa hari lalu yang memuji rencana Ruangguru mendonasikan seluruh pemasukan Prakerja untuk penanganan COVID-19 ternyata dioptimasi lewat placement di media-media massa: Kontan, Beritasatu, Media Indonesia, Tribun News, Jawa Pos, Rakyat Merdeka, Liputan6... bahkan dialihbahasakan ke Bahasa Inggris.

Satu media menulis judul saya sebagai kritikus terbesar Kartu Prakerja mengapresiasi langkah Ruangguru itu.


Kalau predikat itu saya pikir salah alamat. Kritikus terbesar dalam isu korupsi di negeri ini adalah Teten Masduki dan Fadjroel Rachman. Meniti karier sebagai kritikus antikorupsi dan berakhir dalam jabatan juru bicara presiden dan menteri yang berpenghasilan besar.

Optimasi itu tidak masalah bagi saya. Sebab, meminjam kalimat Direktur PMO Prakerja, minimal saya telah memberikan kontribusi untuk menjamin keberlanjutan ekosistem bisnis peredaran isu media sosial, komunikasi krisis, konsultasi strategis, dan jasa penulisan berita.

Para pemain dan penganut teori konspirasi isu wajar menilai saya masuk angin. Mungkin iklan sudah cair atau saya telah didapuk jadi retainer bin influencer. Tapi itu jelas saya bantah. Pemasukan saya masih aman dan standar-standar saja dari klien-klien lama saya yang sedikit tapi penuh pengertian itu. Tidak ada dari Ruangguru dkk.

Tapi saya betul menghendaki tagihan Ruangguru untuk gelombang 1-3 segera cair. Besarnya menurut hitungan saya Rp155 miliar (sebelum pajak). Agar bisa diberikan kepada BNPB atau pihak lain yang tepat untuk menolong masyarakat.

Saya tidak tahu apa program persisnya nanti, tapi mungkin saja bisa untuk membagikan ransum bagi yang kelaparan, APD untuk tenaga medis, insentif dokter/perawat, pembiayaan tes COVID-19 bagi masyarakat umum, menambah bed rumah sakit, menyuplai vitamin untuk kekebalan tubuh...

Yang saya tahu cuma Rp155 miliar itu duit besar. Saya harap platform digital lain juga sumbangkan semua pemasukan Prakerja untuk kepentingan umum. Supaya ‘rampasan perang’ semakin besar dan semakin banyak pula orang yang terbantu.

Saya memang mata duitan dalam hal ini. Kata-kata harus berdampak pada kenyataan. Duit adalah salah satu kontribusi nyata pengejawantahan kata-kata gugatan kita selama ini terhadap Prakerja.

Tugas kita bersama untuk memastikan donasi tadi terwujud dan duit utuh disumbangkan. Investor Ruangguru seperti Bpk. John Riady (Direktur Eksekutif Lippo Group) bisa langsung memberikan seluruh uang kemanusiaan itu. Tak ada masalah. Itu cermin kebaikan. Jika pun itu berdampak pada reputasi baik yang menguntungkan bisnis-bisnisnya, itu wajar.

Tugas berikutnya adalah melawan para kritikus besar lain Prakerja yaitu oknum pejabat dan pengusaha yang masih ingin ambil untung pribadi/kelompok dari Prakerja. Mereka kritikus besar karena paling vokal jika ada sedikit saja gangguan terhadap rencana mereka memasukkan kepentingan material dalam program Prakerja. Selain vokal, mereka juga licin dan lihai melobi sana-sini.

Presiden Jokowi sebaiknya melihat dua tugas itu secara jernih. Rencana Ruangguru mendonasikan pemasukan program Prakerja berarti menunjukkan platform digital bisa dan tidak perlu disuapi uang negara lewat jalur komisi jasa yang rentan korupsinya. Sementara oknum-oknum pejabat yang celamitan cari celah dapat cipratan dari program Prakerja sebaiknya diendus dan segera dibabat habis.

Jika tidak dibabat, hati-hati, Presiden bisa dianggap melindungi dan menjadi bagian dari konspirasi jahat itu.

[Sumber: fb]

Baca juga :