Pak Harto Cukup Senyum Gak Pake Marah Menyelesaikan Masalah


Pernah kejadian, saat pemerintahan Soeharto.

Waktu itu harga cabe sangat mahal, kenaikan harga cabe ini membuat kehebohan di masyarakat. Saat rapat kabinet, Soeharto memasuki ruang rapat dengan membawa pot yang ditanami cabe rawit yang sudah siap dipetik.

Tak ada kata dari Soeharto atas keberadaan pot cabe yang diletakkannya di atas meja. Saat sesi break, Soeharto memakan gorengan. Lalu beliau memetik cabe dari potnya dan mengunyah bersama gorengan.

Menteri terkait sudah was-was, mereka khawatir dengar kata Soeharto setelah memakan gorengan dan rawit dari pot. Karena kehebohan kenaikan cabe ini sudah sampai ke telinga Soeharto.

Bukannya kemarahan yang disampaikan Soeharto, melainkan ajakan pada menteri untuk menyampaikan ke masyarakat untuk menanam cabe dalam pot di rumah mereka.

"Jika permintaan banyak dan ketersediaan barang kurang, maka harga akan naik. Namun saat ketersediaan barang selalu terjaga, harga akan terkontrol".

Mari budayakan menanam cabe pada masyarakat kita, agar kebutuhan cabe ini bisa didapatkan pada rumah sendiri.

Usulan Soeharto ini langsung direkam oleh media berita, TVRI. Para menteri pun tersenyum karena kekhawatiran mereka akan dibentak tidak terjadi, sebaliknya justru ada ajakan untuk menanam cabe bagi masyarakat.

Sehari setelah rapat kabinet, televisi langsung menyiarkan ajakannya pada masyarakat untuk menanam cabe di rumah. Kementerian bersama jajarannya pun ikut mensukseskan ajakan Soeharto itu.

Ibu-ibu Dharma Wanita dan Ibu-ibu PKK langsung mengiplementasikan ajakan Soeharto dengan turun langsung ke masyarakat. Mengajak masyarakat secara langsung dan ini terbukti benar-benar dilakukan oleh masyarakat.

Alhasil dalam waktu tidak begitu lama, harga cabe langsung turun karena masyarakat termakan ajakan pemerintah untuk berdayakan halaman rumahnya.

Dari keterangan anak beliau, mbak Titik. Memang benar bahwa saat itu Soeharto mengajak masyarakat untuk menanam kebutuhan dapurnya sendiri, seperti cabe.

"Dari dulu Bu Tien dan Pak Harto selalu mewajibkan anggota PKK memanfaatkan pekarangannya untuk apotik hidup dan sayuran".

Ajakan Soeharto ini bisa berjalan karena didukung semua bawahannya. Koordinasi berjalan secara bertingkat hingga sampai pada masyarakat. Komunikasi yang bagus, memberikan fasilitas penyuluhan dan juga bantuan kebutuhan, membuat ajakan Soeharto langsung bisa diterapkan.

Pemerintahan Jokowi beberapa waktu yang lalu pernah juga mengucapkan hal ini saat kenaikan cabe menjadi isu panas. Kementerian langsung bereaksi dengan meminta mayarakat menanam sendiri, sayangnya ucapan pemerintah agar menanam sendiri tidak diikuti oleh pendampingan yang mengisyaratkan ada dukungan pemerintah dalam hal ini.

Disamping itu, tingkat kepercayaan masyarakat yang rendah pada pemerintah membuat apapun jawaban pemerintah seperti melempar tanggung jawab saat kewajiban mereka ditanya.

Ini perbedaan yang nyata, bagaimana Soeharto berperan mengajak rakyatnya dengan diiringi pergerakan semua bawahannya. Berbeda dengan pemerintahan Jokowi yang terkesan mencari selamat saat permasalahan ditanyakan pada mereka. [IwanBalaoe]

Baca juga :