Felix Siauw: Biadab pada Ulama


Biadab pada Ulama

Nggak masuk dalam logika saya, apa yang saya saksikan di video yang viral di WA itu. Segelintir orang penuh kebencian, dengan sangat provokatif mengatasnamakan rakyat, membentang spanduk "Saatnya Rakyat Melawan Khilafah, Kawal Pancasila dan NKRI", begitu.

Entah rakyat mana yang dimaksud? Karena segelintir orang ini benar-benar kasar lidahnya, kotor kata-katanya, kebencian nyata terlihat dari kalimat-kalimatnya, terlebih perilakunya.

Yang tak masuk logika, mereka sangat membenci "Khilafah", jangankan sampai bab "Khilafah", bab shalat saja mungkin mereka banyak yang terlewat.

Memang sekarang kalau mau terlihat pintar, salahkan saja Khilafah, kalau tak punya solusi, kalau mau jadi maling dan koruptor, tapi terlihat seolah peduli, salahkan saja Khilafah.

Logika saya bertanya lagi, apa masalahnya dengan foto yang mereka nistakan itu? Adakah HRS itu maling uang negara? Jual narkoba? Jual beli jabatan BUMN? Korupsi? Dukung eljibiti?

Tapi lihat sebenci apa mereka? Bahkan iblis mereka temani, bahkan mereka bisa berteman dengan perampok. Tapi melihat wajah ulama, mereka sangat benci, sangat amarah, NGAMUK.

Di Indonesia, hanya satu kelompok yang nyata-nyata menunjukkan kebencian nyata pada ulama. Tak ada selain yang itu. Yang saya yakin juga dibalik isu KLEPON, tak lain, ini mirip-mirip dengan apa yang dilakukan di 1948 atau 1965.

Awalnya mengaku paling Pancasilais, "membela Pancasila" kata mereka, memecah belah barisan kaum Muslim, membuat sentimen negatif pada ulama, memancing rusuh dan kemarahan pada ulama.

Saya tak bisa memastikan, hanya menduga keras, sebab Partai Klepon Indonesia ini memang punya cara yang khas, yaitu cara-cara Nir-Agama, Anti-Agama, dengan memosisikan diri seolah paling nasionalis, dan paling pancasilais, paling merakyat.

Saat mereka melakukan itu semua, tentu mereka sudah berhitung. Tentu mereka sudah yakin siapa yang pasti membela mereka, lihat saja, pimpinan aksi mereka begitu yakinnya menghujat HRS.

Foto-foto yang berikutnya bertebaran, menunjukkan segelintir manusia biadab ini begitu dekat dengan kekuasaan. Klise. Wajar merasa berani dan jumawa.

Harusnya kepolisian segera tanggap, tunjukkan bahwa kepolisian tidak berpihak dengan menangkap segelintir manusia berprilaku biadab yang mengatasnamakan rakyat itu.

Indonesia tidak begitu, Indonesia sayang dan hormat pada ulama. Kaum Muslim itu Rasul ibaratkan lebah. Dia tak hinggap, tak mengambil, tak mengeluarkan, tak tinggal, kecuali YANG BAIK. Tapi bila satu diganggu, apalagi ulama pewaris Nabi, semua maju.

Muslim bisa jadi gagal melindungi kehormatan Islam dan ulama, tapi Allah takkan pernah rela kekasih-kekasihnya dinistakan. Andai tidak manusia, Allah pilihkan binatang yang akan membela, seperti burung ababil. Atau Allah perintahkan angin, awan, hujan, bumi, untuk meluluhlantakkan siapapun yang menyakiti pewaris Nabi.

Tapi Muslim masih ada, lelaki-lelaki yang tak terbeli itu masih mewujud. Keadilan itu masih ada di hati Muslim di Indonesia. Saya yakin. Kita tunggu polisi, atau Muslim yang akan bersiap dan menyelesaikan semua ini.

(By Felix Siauw)

*Sumber: IG

Baca juga :