Felix Siauw Bukan Muallaf

Felix Siauw Bukan Muallaf

Oleh: Ustadz Muhammad Abdu Negara (eks HTI)

Sebagian orang berulangkali menarasikan bahwa Felix Siauw adalah muallaf, sehingga belum layak berdakwah, atau minimal belum layak berbicara tema-tema agama yang cukup rumit. Narasi semacam ini keliru dan tidak sesuai fakta.

Pertama, tidak ada satu pun ulama dan madzhab fiqih yang mendefinisikan muallaf sebagai, "Orang yang masuk Islam tidak sejak lahir", karena kalau definisinya seperti ini maka mayoritas shahabat Nabi adalah muallaf, dan tidak ada yang memahami demikian.

Muallaf atau lengkapnya المؤلفة قلوبهم, secara harfiah berarti, "Orang-orang yang dilembutkan hatinya". Ada berbagai kategori muallaf dalam fiqih Islam, dan ada perbedaan antar madzhab-madzhab fiqih yang ada. Salah satu kategorinya, yang menjadi pijakan dalam tema kita kali ini adalah, "Orang yang baru masuk Islam dan keimanannya masih lemah". Ada dua variabel di sini, yaitu "baru masuk Islam" dan "keimanannya masih lemah".

Kedua, Felix Siauw itu bukan orang yang baru masuk Islam. Dia sudah menjadi muslim sejak 20-an tahun yang lalu, dan keislamannya sejak awal pun melalui proses pencarian dan diskusi. Artinya, bisa jadi ketika dia memeluk Islam pertama kali, keimanannya sudah kokoh, dan sejak awal keislamannya dia bukan muallaf. Atau, jika pun di awal keislamannya keimanannya masih lemah, itu sudah lama berlalu. Bagaimana bisa kita katakan, "keimanannya masih lemah" pada orang yang sudah belasan tahun berdakwah?

Ketiga, Felix Siauw itu sejak awal masuk Islam sudah dibina oleh kader-kader HT hingga saat ini. Pemikiran yang dia sampaikan, secara umum sesuai dan mengikuti pemikiran HT. Jika ada yang terkagum-kagum dengan ide-ide dari Felix Siauw tentang Islam, umat Islam, solusi masalah umat, dll., maka dia sebenarnya sedang kagum dengan ide HT. Sebaliknya, kalau ada yang tidak setuju, dia sebenarnya tidak setuju dengan pemikiran HT.

Kelebihan Felix Siauw dibandingkan kebanyakan kader HT lain, lebih pada kemampuan retorika, public speaking, penguasaan panggung, dan keluwesannya dalam bergaul dengan banyak kalangan. Adapun soal gagasan dan ide dasar tentang Islam dan keumatan yang sering dia sampaikan, itu diambilnya dari HT, sebagaimana kader HT pada umumnya.

Keempat, di kalangan HT Indonesia itu ada tokoh atau kader yang punya kemampuan memahami dan menguasai turats (kita-kitab) ulama dengan baik, entah karena alumni pesantren atau karena sangat tekun belajar setelah menjadi kader HT. Di generasi-generasi awal, ada Ust. Hafid (pakai d) Abdurrahman alias Maghfur Wahid, yang merupakan ulama dan mufti-nya HT Indonesia, yang penguasaan turatsnya sangat baik. Banyak juga nama-nama lainnya di generasi berikutnya.

Banyak juga yang tidak dikenal memiliki kemampuan ini. Yang tidak bisa baca kitab Arab dan tidak mampu mengakses turats ini, mengambil bagian dari dakwah HT sesuai potensi masing-masing. Sebagian mereka, menjadi semacam motivator untuk generasi muda. Felix Siauw setahu saya berada di lahan ini.

Oh ya, perlu dicatat "sesuai potensi masing-masing" ini, tidak terkait dengan keragaman ranah dakwah dan tema dakwah, seperti yang sering saya sampaikan. HT tidak mengenal hal itu. Bagi HT, dakwah mereka adalah dakwah siyasi dan tema dakwah mereka adalah "melanjutkan kehidupan Islam dengan menegakkan khilafah", fokus mereka adalah merekrut kader-kader baru dan menyebarkan ide-ide HT di tengah-tengah umat. Tidak boleh ada perbedaan. Bahkan ide dan pemikiran dalam hal-hal terperinci pun, tidak boleh beda.

Maksud "potensi masing-masing" ini, lebih ke arah, kader yang pengusaha mendakwahi sesama pengusaha, mahasiswa mendakwahi mahasiswa, yang bisa baca kitab buka majelis taklim, yang pintar public speaking mengadakan semacam training atau kelas motivasi, dan seterusnya. Ide yang disampaikan sama saja, cuma pengemasannya saja yang berbeda.

Kembali ke Felix Siaw, setahu saya (silakan koreksi saya jika keliru) tidak memiliki kemampuan mengakses turats (kitab-kitab) ulama dengan baik.

Kelima, dengan penjelasan saya di atas, jika anda menemukan penjelasan Felix Siauw yang keliru, baik terkait konsep-konsep agama yang salah, analisis politik yang tidak tepat, dan seterusnya, silakan anda koreksi dan jelaskan kekeliruannya, tanpa perlu membawa embel-embel "muallaf".

Kalau anda punya waktu, anda mungkin perlu memilah juga, apakah kekeliruan Felix Siauw itu berakar dari ide HT yang dia bawa, artinya di sini, yang menurut anda keliru sebenarnya adalah HT, bukan sekadar Felix Siauw, atau kekeliruan Felix Siauw secara pribadi.

Berbicara agama tanpa ilmu adalah hal yang haram, bahkan salah satu dosa yang paling besar. Jika ada yang melakukannya, mau Felix Siauw, atau siapapun, termasuk saya, kritisi saja, tunjukkan kekeliruannya (jika anda mampu). Namun, jangan mengulang-ulang label "muallaf" kepada Felix Siauw atau pendakwah lainnya, karena jika seperti itu, malah anda yang berbicara tanpa ilmu.

(*fb penulis)
Baca juga :