Paling Dirugikan Corona


Paling Dirugikan

Teman saya aktifis jamaah tabligh. Beliau ini orangnya santun sekali, sopan dan luwes cara bergaulnya. Dalam banyak hal dia sering silaturrahmi ke saya dan tanya-tanya masalah masalah agama.

Kemarin dia cerita, bahwa diantara kelompok umat Islam yang paling terpukul dengan wabah covid 19 ini adalah mereka. Sebab 'core bisnis' mereka kan mengajak orang ke masjid. Lha justru sekarang tidak boleh ke masjid.

Terus kita ngapain ya, ustadz? gitu dia tanya.

Saya bilang hampir seluruh ajaran Islam tetap bisa berjalan dengan normal, meski tanpa harus ke masjid. Antum bayangkan, 13 tahun Nabi SAW tinggal di Mekkah bersama para shahabat, mereka pun tidak punya masjid.

Ada sih masjid Al-Haram, tapi saat itu masih jadi rumah ibadah musyrikin Mekkah. Ada 360 berhala disitu dan mereka yang kuasai.

Tidak ada cerita shalat jamaah 5 waktu saat itu, karena memang belum disyariatkan juga. Isra' Mikraj itu kejadiannya tidak jauh-jauh menjelang hijriah ke Madinah.

Tapi intinya, meski tidak punya masjid, namun mereka tetap eksis menjalankan agama Islam. Sebab Islam itu sangat luas, urusannya bukan hanya masjid saja.

Biasanya ente di masjid ngapain? Shalat? Baca Quran? Dzikir? Ngaji? Bayan? Ya sudah kerjakan saja di rumah masing-masing.

Barangkali salah satu hikmah covid-19 ini antum dan teman-teman bisa meluaskan cakrawala dakwah agama agar tidak hanya terjebak hanya ke masjid melulu.

Ada banyak ruang dalam agama Islam yang selama ini mungkin belum sempat dieksplorasi. Mungkin inilah waktunya meluaskan wawasan dan ruang gerak dakwah.

Dia manggut-manggut di balik layar zoom-nya.

(Ustadz Ahmad Sarwat, Lc.,MA)


Baca juga :