Harus Quraisy

Harus Quraisy 

Suku Quraisy itu adalah suku yang paling dihormati di kalangan bangsa Arab. Maka tidak salah ketika Nabi menyebutkan bahwa yang menjadi pemimpin bangsa Arab harus orang Quraisy. 

Kalau bukan Quraisy, maka mereka akan rebutan mau jadi penguasa. Tapi kalau yang jadi pemimpinnya Quraisy, mereka siap tunduk patuh dan taat. 

Lalu yang jadi pertanyaan adalah: kok bisa ya suku Quraisy sampai setinggi itu derajatnya? 

Jawabannya bahwa suku Quraisy itulah suku yang menempati Mekah Al Mukaromah, di mana di sana ada Ka'bah. 

Jadi kalau orang Arab sampai bermusuhan dengan Quraisy, maka mereka tidak bisa punya akses untuk ke Ka'bah. 

Otomatis mereka juga tidak punya akses kepada 'tuhan-tuhan sembahan' mereka. Berhubung mereka 'menitipkan' tuhan-tuhan itu ya di Mekah dan dijaga oleh orang-orang Quraisy. 

Jumlahnya tidak kurang dari 360 berhala. Diletakkan sebagainya di dalam Ka'bah sebagainya lagi di pelatarannya. Dan itu adalah wilayah kekuasaan orang Quraisy. 

Maka bermusuhan dengan Quraisy berarti tidak punya akses kepada Tuhan. Kira-kira begitu logikanya. 

Makanya ketika ajaran Nabi Muhammad SAW adalah menghilangkan berhala-berhala itu, orang-orang Quraisy yang protes duluan. Sebab berhala-berhala itulah yang menjadi inti hegemoni dan kekuatan suku Quraisy di tengah bangsa Arab. 

Tanpa keberadaan berhala-berhala itu, ketergantungan bangsa Arab kepada suku Quraisy menjadi berkurang, bahkan bisa hilang. 

* * *

Selain itu suku Quraisy adalah suku yang sangat luas jangkauan perdagangannya. Mereka adalah penguasa jalur-jalur perdagangan di seluruh dunia Arab. 

Seluruh bangsa Arab mikir kalau sampai mereka bentrok dan rubut sama orang Quraisy, berarti harus siap nanti terkucilkan dari dunia perdagangan. 

Dan itu sama saja cari mati. Tanpa jalur perdagangan maka mereka menjadi suku terasing. 

Kesimpulannya, di manapun suku Quraisy berada, semua orang Arab sangat hormat dan respect pada mereka. 

Bahkan para begal dan penyamun di tengah padang pasir segan merampok mereka. Kalau tahu ternyata korbannya dari orang Quraisy, mereka pun mengurungkan niat dan minta maaf. 

Bukan apa-apa, begal itu akan jadi musuh bersama seluruh bangsa Arab. 

* * *

Maka sudah benar Nabi Muhammad SAW itu dilahirkan di tengah suku Quraisy. Biar seluruh bangsa Arab hormat kepada beliau. 

Kalau kemudian akhirnya Nabi Muhammad dimusuhi oleh orang Arab, ternyata yang memusuhi itu bukan sembarang Arab tapi Arab Quraisy. 

Maka sudah akrab di telinga kita kalau menyebut arab kafir itu selalu dikaitkan dengan Quraisy. Ya kafir Quraisy. 

Karena kalau bukan Quraisy, tidak ada yang berani memusuhi Nabi Muhammad yang orang Quraisy. Ribut dengan salah satu bagian dari suku Quraisy berarti akan menjadi masalah.

* * *

Yang jadi masalah, pada saat diangkat menjadi Nabi di usia 40 tahun, beliau SAW belum menjadi ketua dan pemuka tertinggi dari suku Quraisy. Petingginya adalah orang-orang yang kafir. 

Meskipun masih bagian dari klan Quraisy tapi Nabi di saat itu masih jadi Junior. Seniornya tidak suka. Maka dimusuhilah Nabi Muhammad oleh senior-seniornya sendiri yang sesama Quraisy. 

Sebenarnya di tengah suku Quraisy itu sendiri ada paman nabi yang sangat dihormati yaitu Abu Thalib. Selama masih ada Abu Thalib orang-orang Quraisy itu ragu-ragu untuk berkonfrontasi langsung dengan Nabi SAW. 

Yang mereka lakukan adalah melakukan negosiasi kepada Abu Thalib. Sebab Abu Thalib sendiri juga tidak beriman kepada kenabian Muhammad. Maka mereka berharap Abu Thalib lah yang mencegah dakwahnya nabi. 

Ternyata Abu Thalib tidak mau mencegah dakwahnya nabi. Dia memang tidak beriman tapi dia tidak mau mencegah dakwahnya nabi. Maka posisi dan kedudukan Abu Thalib inilah yang kemudian menjadi semacam penyelamat atau 'beking' buat Nabi Muhammad. 

Pokoknya selama masih ada Abu Thalib nabi masih bebas untuk berdakwah tanpa harus berkonfrontasi langsung. 

Namun yang jadi masalah kemudian Abu Thalib meninggal. Maka rencana pembunuhan nabi itu baru dilakukan setelah Abu Thalib meninggal dunia. Gembong dan otaknya ya adalah para pembesar Quraisy sendiri. 

Sejak itulah kemudian nabi hijrah meninggalkan Mekah menuju ke Madinah. 

* * *

Singkat cerita setelah 8 tahun tinggal di Madinah, nabi akhirnya bisa menyerang balik ke Mekah. Kota Mekah disergap tiba-tiba dan terjadilah peristiwa yang disebut dengan Fathu Makkah.

Saat itu seluruh Quraisy masuk Islam, termasuk pemimpin tertingginya yaitu Abu Sufyan bin Harb. 

Lihatlah dan perhatikan apa yang terjadi... begitu seluruh Quraisy telah menyatakan keislaman, seluruh bangsa Arab pun berbondong-bondong masuk Islam. 

Ketika Nabi menghancurkan 360 berhala itu, tidak ada suku bangsa Arab yang komplain. Malah mereka pun ikut masuk Islam juga. 

Jadi kalau mau mengislamkan bangsa Arab Islam kan dulu quraisy-nya. Orang Arab sih tergantung bagaimana Quraisy. Quraisy kafir mereka ikut kafir. Quraisy insyaf mereka pun insyaf. 

* * *

Maka siapa pun yang menjadi pemimpin di tengah bangsa Arab dia haruslah orang Quraisy. 

Ketika akhirnya Nabi Muhammad wafat menghadap Allah SAW, para sahabat yang orang Madinah dan bukan Quraisy itu sempat berpikir siapa ya di antara mereka yang jadi pemimpin menggantikan Nabi Muhammad. 

Lalu Abu Bakar datang dan mengatakan bahwa pemimpin bangsa Arab itu harus orang Quraisy. Ini bukan kata-kata Abu Bakar, beliau hanya mengutip dari instruksi Nabi ketika masih hidup di masa itu. 

Maka di baiatlah Abu Bakar yang juga bagian dari orang Quraisy. 

Keempat Khalifah itu semuanya Quraisy, yaitu Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali ridwanullah alaihim ajmain.

(Ustadz Ahmad Sarwat)


Baca juga :