Anies Janji Sistem e-Budgeting Ahok Yang Penuh Kelemahan Tak Akan Dilanjutkan


[PORTAL-ISLAM.ID]  Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan tak akan menggunakan sistem penganggaran elektronik e-budgeting yang digunakan Pemprov DKI.

Menurut Anies, sistem yang pertama kali diterapkan mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama ini bukan teknologi terbaik untuk digunakan dalam penyusunan APBD.

"Saya tidak akan meninggalkan ini (e-budgeting) ke gubernur sesudahnya, PR ini. Karena kalau saya menerima warisan nih, sistem ini, saya tidak ingin meninggalkan sistem ini untuk gubernur berikutnya, agar gubernur berikutnya tidak menemukan masalah yang sama dengan yang saya alami," ujar Anies di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu, 30 Oktober 2019.

Anies menyampaikan, ia akan segera mengembangkan sistem penganggaran cerdas yang bisa lebih efektif mencegah adanya ajuan janggal. Sistem, akan secara otomatis mendeteksi ajuan janggal, sehingga tidak diperlukan lagi verifikasi manual yang masih memungkinkan lolosnya ajuan yang salah.

"(Di sistem yang baru) begitu ada masalah, langsung nyala, red light. Begitu ada angka yang tidak masuk akal, langsung muncul warning. Kan bisa diketahui. Ini tinggal dibuat algoritma saja," ujar mantan Mendikbud ini.

Anies juga mengemukakan, di sistem e-budgeting, digitalisasi sekadar dilakukan terhadap input anggaran. Anies menengarai, lolosnya verifikasi yang masih dilakukan manual adalah sebab munculnya ajuan-ajuan janggal untuk APBD DKI 2020.

"Jadi seharusnya, sistem digital itu adalah sistem yang cerdas juga. Hari ini (e-budgeting) sistemnya digital, tapi bukan sistem yang cerdas," ujar Anies. [Vivanews]
Baca juga :