MANIPULASI ESEMKA


MANIPULASI ESEMKA

Oleh: M Rizal Fadillah
Pemerhati Politik

Peresmian mobil Esemka di Boyolali dikritisi. Bukan tidak suka atau gembira memiliki industri otomotif akan tetapi kejujuran atau transparansi produk diragukan. Dicitrakan Esemka ini adalah mobil yang dahulu dibanggakan sebagai mobil nasional saat Jokowi menjadi Walikota Solo. Hasil kreasi dan kerja anak anak SMK. Namun nyatanya berbeda. Yang disebut pabrik tak lain hanya perakitan saja. Chasis dan blok mesin impor dari China. Tak ubah hanya bebenah "knock down" karoseri. Diakui oleh sang Dirut ini bukan mobil nasional. Type mobil tak beda dengan mobil produk negara China.

Masyarakat rasanya bosan melihat gaya kepemimpinan negara yang berorientasi pencitraan dan manipulatif. Selalu dianggap mudah untuk ditipu tipu. Inilah wajah kepemimpinan nasional yang memprihatinkan. Mobil Cina Changan Star Truck mirip betul dengan mobil esemka Bima. Jadi terkesan rebadge saja. Kita malu oleh negara seperti Malaysia yang konsisten dengan mobnas nya. Kita juga dahulu telah merintis mobnas tapi yaitu dengan pergantian pemerintahan berganti pula program sehingga tidak berlanjut. Awalnya Esemka akan muncul, namun tenggelam. Kini diresmikan pak Jokowi tapi ini bukan rintisan awal melainkan sekedar nama SMK sebagai singkatan dari PT. Solo Manufaktur Kreasi (SMK). Produk mobil sangat berbau China.

Tiga kali kita harus menutup muka. Pertama, malu mengaku hebat dan bangga memiliki industri otomotif nasional, nyatanya hanya industri assembling. Kedua, yang di "bandage" adalah produk Cina yang dikenal berkualitas rendah. HP Cina, Motor Cina, dan kini Mobil Cina tentu juga bercitra rasa rendah. Mana mau Presiden dan Menteri pakai mobil buatan Cina. Ketiga, Esemka dulu pergi tak permisi, kini datang tanpa diundang. Diresmikan Presiden dengan dasar pencitraan. Kebanggaan hanya basa basi untuk menutupi kelemahan.

Pak Jokowi rupanya memang salah langkah karena nyatanya infrastruktur tidak membawa makmur, manufaktur tidak mengurangi penganggur, kepura puraan menjadi kultur, dan akhirnya kewibawaanpun luntur. Sebelum dilantik sudah babak belur.

Revolusi mental harus benar mengubah mental. Karakter yang gemar memimpin dengan pencitraan dan manipulatif mesti diubah secara revolusioner. Menjadi lebih jujur, sederhana dan apa adanya. Bukan sebaliknya yang memang tidak ada apa apanya dibangun citra seperti apa apa nya ada. Membohongi orang lain sama saja dengan membohongi diri sendiri. Dan celakanya orang lain tahu bahwa diri itu sedang berbohong.


Mobil Esemka yang kini diproduksi PT SMK dan segera dipasarkan sebaiknya diakui saja rakitan. Bukan mobil nasional, bagian dasarnya impor dari Cina, serta bukan pula Esemka yang asli sebagaimana dahulu dikampanyekan Pak Jokowi saat menjadi Walikota Solo. Publik akan memaklumi dan menghargai keadaan tersebut. Bila berangkat dari pencitraan dan manipulasi, sudah dipastikan mobil Esemka esok akan jadi barang rongsokan yang tak laku dijual di pasaran. Pasar juga akan menyebut itu sebagai mobil-mobilan.

Bandung, 8 September 2019

Baca juga :