UTAK-ATIK KOALISI BARU


UTAK-ATIK KOALISI BARU

[PORTAL-ISLAM.ID]  Setelah BPN atau KAM (Koalisi Adil Makmur) dibubarkan, kini giliran TKN atau KIK (Koalisi Indonesia Kerja) yang konon, juga dibubarkan. Kalah, bubar, wajar. Walaupun tak mesti begitu juga. Tapi menang, bubar, ini ada apa? Strategi apa yang hendak dimainkan? Aktor utamanya siapa saja?

Dalam BPN, ada satu partai yang nyaris tak terdengar lagi, yakni Berkarya. Seterusnya akan begitu, karena tak ada perwakilan di DPR RI. Di level DPRD provinsi/kabupaten/kota, mungkin masih ada, tapi suaranya tak akan terlalu keras. Sementara dalam TKN, ada lima partai yang tak ada perwakilan di DPR RI yakni Hanura, Garuda, PBB, PSI, dan Perindo. Jadi, lebih banyak gagal.

Apakah karena itu, TKN ikut-ikutan dibubarkan? Agar angka pembaginya lebih sedikit. Apabila angka pembaginya lebih sedikit, maka "kue" kuasanya akan lebih besar. Ini bukan soal setia kawan atau tidak, tapi riil politik itu benar yang menghukum. Lazimnya dukung-mendukung, semua "ongkos politik" dibayar di depan, bukan di belakang.

Jadi, wajar juga, dibubarkan. Agar lebih ringan dan fleksibel mencari pola baru. Kubu-kubuan harus diakhiri, karena Pemilu sudah selesai. Koalisi dukungan akan berbeda dengan koalisi pascadukungan. Koalisi pascadukungan bisa bertambah, juga bisa berkurang. Bertambah dan berkurang, sebab hasil Pemilu itu sendiri.

KIK memang mendapat angka perolehan suara di DPR yang cukup signifikan. Kalau digabung, sekitar 62 persen. Lebih dari cukup. Maka, ada yang ingin di internal KIK itu sendiri untuk tetap begitu, tak ada lagi penambahan anggota baru. Tapi, ada juga yang mau menambahnya barang satu atau dua partai, agar kubu-kubuan benar-benar selesai. Kalau tidak, percuma. Atas nama rekonsiliasi atau apa pun itu.

Maka, terjadilah pertemuan-pertemuan antara Jokowi dan Prabowo, Prabowo dan Megawati, internal KIK sendiri, minus Ketua Umum PDIP, dan Surya Paloh dan Anies Baswedan. Anehnya, belum ada pertemuan lengkap dari KIK itu sendiri yang langsung dipimpin oleh Jokowi-Ma'ruf sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Tapi, hari ini TKN mau dibubarkan pula. Ada apa?

Tentu banyak tafsir atas pertemuan-pertemuan itu, termasuk pembubaran TKN hari ini. Mulai dari siapa yang mensetting? Apa sebetulnya yang dibicarakan? Kenapa dibubarkan? Tujuannya apa? Kenapa baru sekarang? Dan lain-lain?

Agaknya, PDIP termasuk mungkin juga Jokowi, ngebet betul menarik Gerindra ke dalam koalisi baru. Sementara yang lain, terutama NasDem atau Surya Paloh, entah karena memang benar-benar menolak Gerindra atau soal cara PDIP atau orang-orang tertentu yang bermain sendiri seolah-olah meninggalkan mitra koalisi lainnya, atau entah karena apa?

Tapi NasDem, memang terlihat dari keterangan elitnya di media, cenderung menarik Demokrat ketimbang Gerindra. Demokrat dianggap lebih dulu meletakkan "senjata" ketimbang Gerindra. PAN-PKS sebetulnya juga lebih dulu membuka diri, tapi belum ada yang melirik. Zulkifli Hasan sudah bertemu Jokowi dan punya kedekatan juga dengan Megawati. Tapi, agaknya, sifatnya menunggu saja lagi. PKS sudah menyatakan diri sebagai #KamiOposisi.

Bagaimana utak-atik koalisi baru ini masih harus ditunggu? Apakah akan melahirkan keretakan baru di tubuh KIK itu sendiri atau akan seperti apa nantinya? Siapa yang untung dan buntung dalam politik itu sudah biasa. Tapi, jangan lupa memikirkan dan berpihak kepada rakyat yang hidupnya semakin jauh dari kesejahteraan, hingga saat ini.

(By Erizal)

Baca juga :