[PORTAL-ISLAM.ID] Petinggi Golkar yang juga Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet) bicara tentang 'perebutan' kursi Ketua MPR periode 2019-2024. Menurut Bamsoet, isu kursi Ketua MPR kini lebih 'bermasalah' ketimbang menteri.
Bamsoet kemudian menjelaskan jabatan Ketua MPR menjadi rebutan karena sangat strategis dan penting terkait soal kewenangan melakukan amandemen.
"Mengapa kursi ketua MPR menjadi rebutan? Selain ingin menunjukkan kewibawaan dan keberhasilan sebuah partai, kursi MPR ke depan sangat penting dan strategis karena terkait dengan keinginan untuk melakukan amandemen," kata Bamsoet usai menghadiri acara Rapimnas II Soksi 2019 di Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Minggu (28/7/2019), seperti dilansir detikcom.
Bamsoet lalu menjelaskan amandemen ini diantaranya terkait persoalan radikalisme yang menurut Presiden Jokowi lebih besar dibanding persoalan ekonomi.
"Ke depan tantangan kita bukan masalah ekonomi lagi, tapi masalah radikalisme. Dalam pembicaraan dengan Pak Presiden, Presiden tidak galau soal ekonomi, beliau galau dengan tantangan yang lebih besar yaitu radikalisme," kata Bamsoet.
Dengan kewenangan penuh di MPR, tambah Bamsoet, negara dapat memojokkan eksistensi pihak-pihak yang menganut paham radikalisme dengan mengeluarkan TAP MPR.
Link: https://news.detik.com/berita/d-4642799/bamsoet-ketua-mpr-jadi-rebutan-karena-terkait-amandemen
***
SAMPAI SINI SUDAH PAHAM?
Jadi tantangan dan persoalan terbesar bangsa ini BUKAN:
- Utang yang makin bertambah
- Ekonomi yang tidak jadi meroket
- Defisinit Neraca Perdagangan
- Defisit APBN
- Lemahnya mata uang rupiah
- Banyaknya pengangguran
- Harga-harga yang meninggi
- BUMN yang pada tekor merugi
- PHK
- Dll
BUKAN ITU...
TAPI RADIKAL RADIKUL !!!
— #lee'min'Ho'oh ꋪꍟꍏꀸ👣🌏👣🌐 (@janz1829) July 29, 2019
Mengalihkan perhatian dari kegagalan ekonomi.— Aku oposisi ora po po (@UsbinDunda3) July 29, 2019
— Roel_Betoelan (@MzRoel) July 29, 2019
Utang bengkak.... Radikal
— bang baret (@bang_baret) July 29, 2019
Ekonomi ngesot... Radikul
BUMN bangkrut.... Intoleran
Neraca dagang defisit... Khilafah
Planga plongo... Anti pancasila
.
.
.
Terus aja gitu lagunya gagal tp nyalahin org lain.
Narasi radikalisme itu tujuannya utk menutupi hal2 seperti ini.
— Aku oposisi ora po po (@UsbinDunda3) July 29, 2019
Belum Yakin Ekonomi Indonesia Loyo? Ini Buktinya https://t.co/3SFIUPKs3F
— CNBC Indonesia (@cnbcindonesia) July 28, 2019