TANGGAPAN Untuk Nadirsyah Hosen Soal Khalifah 'Gay'


[PORTAL-ISLAM.ID] TANGGAPAN untuk twit Nadirsyah Hosen @na_dirs: 

Akun @ang_ghaziya17 menyalahkan sistem sekuler terkait LGBT itu karena pintu kemaksiatan dibuka lebar oleh sistem sekuler, bukan menyalahkannya semata-mata karena ada tindakan LGBT. Zaman Nabi saja ada perzinahan dan LGBT, trus mau menyalahkan 'sistem' Nubuwwah?

Terkait dengan Khalifah al-Walid tersebut, beliau viral dikenal melalukan hubungan sesama jenis (Talawwuth/liwath/homosexual/gay), seperti yang dikutip oleh Imam as-Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa' dari Imam ad-Dzahabi.

Pertanyaannya, apakah beliau ini membuka lebar pintu tindakan semacam itu? Apakah sistem Khilafah saat itu juga membuka pintu lebar-lebar untuk pelakunya? Jawabannya tentu tidak. Toh, sang khalifah itu kemudian diturunkan masyarakat karena tindakan maksiatnya seperti itu. Seperti yang dikutip as-Suyuthi, imam ad-Dzahabi berkata:

لم يصح عن الوليد كفر ولا زندقة ، بل اشتهر بالخمر والتلوط ، فخرجوا عليه بذلك

(Tidak benar al Walid kafir dan zindiq..beliau hanya dikenal peminum khamr dan pelaku gay).

Nah, kalau dalam sistem Sekuler dan HAM, apakah tindakan melawan penguasa yang seperti ini diperbolehkan? Apakah juga diperbolehkan menghukum pelaku LGBT seperti dipenjara atau hukuman dalam syariat Islam?

Adapun terkait dua Khalifah yang tersisa (Khalifah Al-Amin dan Al-Watsiq), saya melihat keduanya baru sebatas suka dengan pembantunya. Kata "al-Hubb" yang dipakai oleh as-Suyuthi dalam Tarikh al-Khulafa, bisa bermakna cinta positif, tapi juga bisa bermakna cinta negatif (birahi). Anggap saja itu memang bermakna yang kedua, tapi as-Suyuthi tidak terlihat menggunakan kata "at-Talawwuth" yang bermakna hubungan seks sesama jenis, seperti yang dipakai oleh imam ad-Dzahabi untuk Khalifah al-Walid.

'Ala kulli hal, sebatas perasaan suka dan cinta sesama jenis, mungkin masih bisa ditolerir, bila dibandingkan sudah sampai ke tahap melalukan hubungan seksual sesama jenis. Meskipun demikian, rasa cinta yang sudah berbau birahi kepada sesama jenis memang harus ditanggulangi. Andai saja dua orang Khalifah ini sampai melakukan tindakan "at-Talawwuth", mungkin mereka akan bernasib sama dengan pendahulunya.

Wallahua`lam.

(Muhammad Rahman)

***

CATATAN: 

Khalifah Al-Walid bin Yazid atau al-Walid II memang dikenal sebagai khalifah paling buruk, bahkan dijuluki 'Firaunnya Umat Islam'.

Al-Walid II akhirnya tewas dibunuh. Imam Thabari menceritakan panjang lebar peperangan yang terjadi hingga berujung pada terbunuhnya al-Walid II yang berkuasa hanya sekitar 14 atau 15 bulan saja.

Kepala al-Walid II dipenggal oleh pasukan Yazid bin al-Walid bin Abdul Malik (yang tak lain adalah sepupunya), yang kemudian mengambil alih posisi khalifah. Setelah dipenggal, atas perintah Yazid, kepala al-Walid II ditusuk diujung tombak dan diedarkan ke jalan raya dan pasar di Damaskus.

Khalifah Al-Walid bin Yazid atau al-Walid II dalam literatur sejarah dikenal sebagai 'Firaunnya Umat Islam'. Al-Walid II sosok dengan pribadi yang tercela.

Imam Thabari mengatakan masih banyak peristiwa tercela lainnya, namun dia tidak mau mengotori isi kitabnya dengan menuliskan semua perilaku buruk al-Walid II.

Dengan kata lain, al-Walid II bukan hanya melanggar syari’at Islam tapi juga berani menantang dan mengolok-olok agama Allah.

Menurut penuturan Imam Suyuthi, al-Walid II naik haji ke Mekkah dengan tujuan hendak minum khamr (yang memabukkan) di depan Ka’bah. Dia juga menikahi istri-istri ayahnya–sesuatu yang diharamkan dalam Islam. Imam Suyuthi meriwayatkan dari Dzahabi bahwa al-Walid II juga melakukan liwath (gay). Karenanya, ada yang sampai hati mengatakan dia seorang zindiq.

Link: https://geotimes.co.id/kolom/politik/khalifah-al-walid-bin-yazid-firaunnya-umat-islam/
Baca juga :