MENOLAK JABATAN, MENOLAK MAKAN HARTA NEGARA


MENOLAK JABATAN

Kalau ada masa dimana banyak orang menolak diangkat menjadi pejabat, pasti lah itu di masa Umar bin Khattab radhiyallahuanhu.

Sebab jadi pejabat di bawah kepemimpinan Umar itu tidak enak. Sebab Umar itu selain tegas juga tidak punya 'perasaan' kalau sama anak buah. Gak suka, ya dihajar aja gak pakai pilih kasih.

Pernah salah seorang gubernur ditegur gara-gara menikahi wanita ahli kitab. Meski hukumnya halal, tapi Umar tidak suka. Maka dikiriminya surat singkat berisi ultimatum,"Jangan kau letakkan suratku ini sebelum kau ceraikan dulu istrimu yang yahudi itu".

Orang yang punya banyak jasa di masa Rasulullah SAW, seharusnya dapat penghargaan untuk jadi pejabat. Wajar dan manusiawi, kan sudah banyak jasanya. Tapi buat Umar, jabatan diberikan bukan untuk balas jasa. Jabatan itu amanah yang akan mempertaruhkan seseorang akan masuk neraka atau surga.

Hanya di zaman Umar saja, seorang Khalid bin Walid, panglima besar bisa diturunkan dan hanya jadi prajurit biasa.

Maka orang akan berpikir seribu kali untuk meminta jabatan kepada Umar. Termasuk Abu Hurairah pun tidak dikasih jabatan apa-apa. Dan Umar pun tidak pernah merasa bersalah kalau tidak menghadiahi jabatan kepada orang berjasa.

Sebaliknya, ada banyak orang yang punya kompetensi dan potensi, yang sengaja bersembunyi biar tidak diangkat jadi pejabat. Tapi mata seorang Umar amat jeli dan berhasil menemukannya. Dia adalah Said bin Amir, salah satu tipe orang yang zuhud dari keduniaan dan menolak jadi pejabat.

Tapi karena Umar memaksanya, jadilah Said gubernur di wilayah Himsh sekitaran Syam. Tapi dasar tidak suka jabatan, Said sama sekali menolak digaji oleh negara, bahkan dia tidak punya pembantu, sehingga setiap hari masak dan mencuci baju untuk diri dan keluarganya.

Begitu Umar mendata siapa saja para mustahik zakat di Himsh karena kemiskinannya, justru nama sang gubernur ada dalam deretan orang miskin. Sampai berkaca-kaca Umar melihat kelakukan anak buahnya itu. Menolak jabatan dan kini menolak makan harta negara, meski dia berhak.

Sebelum kita bicara negara Islam dan tegaknya syariat Islam, yang perlu dilahirkan justru generasi dan orang-orang yang bermental seperti Umar ini dulu.

Sebab sebaik apa pun sistem yang berlaku di suatu negara, kalau SDM nya masih tukang minta-minta jatah jabatan kayak gitu, susah juga ya. Negeri ini butuh orang yang profesional, punya kapabilitas, potensi, tenaga dan ikhlas. Tidak punya buntut kepentingan apa pun di belakangnya. Tidak minta jatah jabatan apapun. Kalau pun ditunjuk, sama sekali bukan karena pertimbangan politis, karena karena kompetensi.

(Ahmad Sarwat, Lc.,MA)

Baca juga :