Kalau Rezim Ini Lanjut Dua Periode, Apa Indonesia Akan Kiamat?
(By : Azwar Siregar)
Judul diatas adalah pertanyaan sahabat yang mengaku netral. Jangan fokus pada pengakuannya, percayalah, dia juga cebong. Cuma jenis Cebong yang malu-malu anjing. Diam-diam dibelakang mengunyah tulang
Menjelaskan betapa bahayanya kalau rezim ini berlanjut kepada Cebong khususnya Cebong Terselubung bukanlah pekerjaan mudah. Resiko cedera otot memang kecil, tapi bisa mengakibatkan kadar kolesterol naik, jantung kumat dan emosi tidak stabil. Bayangkan, yang mereka puja saja dungunya tidak berbatas, apalagi yang memuja.
Saya coba membuka pemikirannya dari pekerjaannya. Kerjanya kuli lepas bangunan. Kadang menyambi bawa becak orang.
Saya ceritakan tentang Tenaga Kerja China yang menambang kekayaan alam kita. Di Sulawesi, Kalimantan dan daerah-daerah lainnya.
Dia jawab, Orang Indonesia juga bekerja di Luar Negeri, seperti di Malaysia dan Singapura.
Saya coba jelaskan, orang Indonesia bekerja di Malaysia dan Singapura menjadi Pembantu Rumah Tangga, Buruh Pabrik, Kuli Bangunan dan pekerjaan-pekerjaan buruh kasar lainnya. Jenis pekerjaan yang pribumi setempat tidak mau lakoni.
Negara Malaysia dan Singapura memang butuh warga asing untuk melayani rakyat mereka.
Jadi kasusnya berbeda. Rakyat Indonesia justru butuh lapangan kerja. Lihat saja kalau KFC buka lowongan untuk pelayan restoran siap saji mereka. Butuh 20 orang yang melamar 2000 orang. Antri panas-panasan. Padahal di ujung Pulau sana, ada tambang-tambang mineral kekayaan negeri ini yang diolah dan dinikmati orang asing.
Jadi karyawan KFC paling bergaji 4 jutaan, sedangkan buruh asing yang menambang kekayaan alam Bumi Pertiwi ini bisa bergaji belasan sampai puluhan juta. Jadi yang goblok sebenarnya siapa? Kalau tidak tahu jawabannya, Silahkan tanya Yusril ketika masa dia masih normal.
Eh si Cebong Terselubung masih membandingkannya dengan Freeport, Chevron dan Perusahaan-perusahaan asing lainnya yang beroperasi di Indonesia sejak jaman Orde Baru.
Entah kenapa, yang mendukung rezim sekarang seperti memiliki dendam tersendiri dengan Orde Baru. Padahal Orde Lama tidak kalah otoriternya, tidak kalah busuknya. Lebih lucu lagi, Partai-partai Orde Baru dan Pejabat-pejabat masa Orde Baru, semua justru merapat dan dekat dengan Penguasa sekarang.
Saya jelaskan lagi.
Freeport, Chevron dan perusahaan-perusahaan asing non China lainnya sejak dulu memang berbisnis di Indonesia. Tapi mereka tidak membawa warga negaranya menjadi sopir, kuli angkut dan tukang bersih-bersih. Mereka berbisnis sambil membuka lapangan kerja untuk Rakyat Indonesia. Tidak seperti Perusahaan-Perusahaan China, mereka datang sekalian membawa pendatang. Tenaga buruh kasarpun mereka bawa sendiri. Ini akibat Pemerintah mencabut peraturan buruh unskill dan wajib bisa berbahasa Indonesia. Jadi bagaimana bisa dianggap rezim sekarang perduli dengan rakyat sendiri?
Saya tanya :
"Apa kamu paham yang saya jelaskan?"
Si Cebong Terselubung cuma diam.
"Begini bro, kalau saja Pemerintah perduli kepada rakyatnya. Daripada mengekspor anak bangsa sendiri jadi kuli ke Malaysia, lebih baik mereka yang bekerja di tambang-tambang Perusahaan China di negeri ini. Daripada membiarkan ente kerja serabutan, lebih baik jatah mandor yang dipegang orang China itu buat ente..."
"Emang digaji berapa bang?"
"Ya bisa belasan juta sampai puluhan juta !"
"Sialan, besar kali ya bang. Itu pendapatan aku setahun. Ngga adil ini. Tapi kenapa Pemerintah ngga kasih sama rakyat sendiri ?"
"Bukan urusan saya...!"
"Loh, abang jawabnya kok kayak anak-anak gitu?"
"Itu jawaban Presidenmu. Saya cuma mengutip !!!"
Si Cebong Terselubungpun terdiam. Mungkin saja dia mulai sadar, atau malah menyesal, kenapa tidak terlahir jadi rakyat Xi Jinping.
#TirikYaluk
(Sumber: fb penulis)