![]() |
Sebanyak 104 rumah di RT 9-10-11-12-15 di lingkungan RW 10 Kelurahan Jelambar Baru, Jakarta Barat (Jakbar), hangus terbakar, Kamis (3/10/2013). | KOMPAS/WINDORO |
[Jakarta, 6/10] Tokoh muda Jakarta, Muhammad Idrus meminta Pemda DKI serius menangani korban kebakaran. Hal itu diungkapkan saat bekerja bakti membersihkan puing kebakaran di Jelambar Baru, Jakarta Barat.
"Dulu Gubernur Jokowi berkampanye akan mengadakan Pawang Geni, alat pemadam yang mobile. Sampai sekarang belum terwujud karena proses pengadaannya terlambat. Padahal, masyarakat bisa bergerak lebih cepat jika ada sarana darurat," ujar Idrus, pengurus BPP HIPMI, yang ikut memberi santunan. Idrus juga Koordinator Relawan Salam RI.
Kebakaran di Jelambar terjadi Kamis (3/10), menghanguskan 104 rumah di 4 rukun tetangga. Sehingga 1.409 warga mengungsi atau 316 KK.
"Pemerintah DKI belum memanfaatkan tenaga relawan secara optimal. Kaum muda di pelosok gang dan kampung siap membantu evakuasi, jika dilatih. Sebab, kita tak bisa andalkan petugas yang terbatas dan mobil pemadam tak bisa menjangkau wilayah padat," jelas Idrus yang biasa membina kaum muda dalam wirausaha dan olahraga.
Sebelumnya, 2/10, warga Kelapa Gading, Jakarta Utara mengalami kebakaran hebat. Lebih dari 1.325 rumah hancur, sehingga 2.400 KK atau 5.300 jiwa mengungsi. Namun, baru 465 jiwa dari 107 KK yang mau ditampung di GOR Judo. Warga lain menempati tenda darurat.
Pakar penanggulangan bencana, Dr. Bagus Aryo, melihat fenomena kebakaran di Jakarta dan kota-kota besar lainnya memang mengkhawatirkan.
"Bukan hanya faktor alam yang mempengaruhi, seperti musim panas yang panjang dan sangat terik. Tapi, juga kelalaian manusia semisal instalasi listrik buruk, tempat masak rawan atau perilaku warga sembrono," jelas Bagus, Ketua Program Pascasarjana Jurusan Kesejahteraan Sosial FISIP UI.
Resiko bencana lebih besar karena pemukiman padat dan kumuh tidak dilengkapi dengan sarana pemadam. "Karena itu kesadaran dan pelibatan masyarakat untuk merespon kebakaran sangat penting dalam pengurangan resiko. Misalnya, pembuatan teralis besar untuk menjaga keamanan rumah, tapi dalam situasi kebakaran justru memperbesar resiko korban," papar Bagus yang menulis buku "Penanggulangan Bencana Berbasis Kesejahteraan Sosial".
Fenomena kebakaran di Jakarta memang mencemaskan. Tahun 2011 tercatat 953 kasus, 2012 meningkat 1.013 kasus dan 2013 sampai bulan Juli sudah 486 kasus. Kebakaran di Kemang Utara, Jaksel (22/9) menewaskan 4 orang dan 1 bayi. Itu tercatat sebagai kebakaran terburuk di Jakarta. Sepanjang 2013 di Jaksel terjadi 165 kebakaran.