Penaklukan Yerusalem Pasti Berulang, Sebagaimana yang Telah Berlalu
Sesungguhnya sejarah adalah saksi bahwa penjajahan atas Baitul Maqdis tak pernah abadi. Setiap penguasaan yang zalim atas Yerusalem, cepat atau lambat, akan tumbang atas izin Allah. Ini bukan sekadar harapan, tapi kepastian yang terukir dalam sejarah umat Islam.
Ketika Tentara Salib merebut Yerusalem pada tahun 1099 M, mereka menguasai selama 88 tahun dengan darah penindasan.
Selama itu, kaum Muslimin bersabar, menguatkan barisan, dan memperbaiki kondisi umat.
Namun kemenangan itu tidak datang secara ajaib atau instan. Ia hadir melalui proses panjang: penyatuan kekuatan politik, strategi diplomatik, konsolidasi militer, dan perbaikan akhlak umat.
Bahkan Shalahuddin Al-Ayyubi pun memulai perjuangannya dengan langkah-langkah taktis yang penuh perhitungan, termasuk kompromi dan perjanjian damai saat diperlukan, sebelum akhirnya Allah mengizinkan kemenangan besar pada tahun 1187 M. Itu pun dilakukan tanpa pembantaian, kisah yang tak mampu dibantah oleh pasukan Salib hingga sekarang.
Hari ini, Israel secara de facto menguasai Yerusalem Timur (tempat Masjid Al-Aqsa) selama 58 tahun sejak 1967, dimana wilayah penjajahan sebelumnya di Yerusalem Barat. Mereka mencaplok tanah suci, mencemari kehormatan Al-Aqsa, dan menindas penduduknya.
Namun sebagaimana pasukan Salib dahulu yang mengira akan menguasainya selamanya, mereka pun akan keliru. Tidak ada kekuasaan zalim yang abadi.
Tapi kita harus pahami: pembebasan itu bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan dalam waktu cepat. Ia adalah proses panjang. Kemenangan tidak hanya lahir dari semangat, tetapi juga dari kesatuan langkah, kecerdikan dalam taktik, dan kemampuan membaca zaman. Inilah pelajaran dari Shalahuddin dan para pejuang sebelumnya.
Kita mungkin tidak tahu kapan penaklukan itu akan terjadi, tapi kita yakin akan janji Allah dan Rasul-Nya.
Penaklukan Yerusalem akan berulang. Bukan karena kekuatan kita, tapi karena izin Allah dan janji-Nya yang tak pernah ingkar.
Maka bersabarlah, berjuanglah, dan teruslah berharap. Sebab, sebagaimana Shalahuddin pernah datang, akan datang pula generasi baru yang membebaskan Baitul Maqdis dengan iman, ilmu, strategi, dan keberanian.
Tanah Palestina sudah lebih dari 5000 tahun berganti-ganti siklus penguasa, tapi yang pasti yahudi selalu jadi pihak yang akan ditendang.
(Kang Irvan Noviandana)