Diluaran isu beredar secara liar. Ada banyak ketidakberesan di negeri ini bersumber dari orang-orang ini. Anda tentu bisa menghubungkannya sendiri. Dari soal pagar laut sampai pengoplosan.
Yang hadir adalah Aguan, Boy Thohir, Tommy Winata, Prajogo Pangestu, Anthony Salim, Dato Sri Tahir, Franky Widjaja.
Taruhlah kasus pagar laut. Isunya menghilang. Menteri-menteri yang dulu ribut, semua diam. Bahkan ada yang kantornya terbakar. Metafornya: terbakar pula ujung jas-nya. Sebagai peringatan: jangan main-main.
Semua sama saja. Tidak ada yang berubah di negeri ini. Penguasanya ya itu-itu saja. Isu ini dan itu saling bertumpuk.
Tiba-tiba, semua yang di jaman Sri Mulyono Nipunegoro kelihatan baik-baik, sekarang ini ambyar. Bukan karena kesalahan rejim yang sekarang -- yang adalah kelanjutan rejim Sri Mulyono Nipunegoro. Juga bukan karena sekarang ganti pemain.
Pemain-pemainnya tetap sama. Ya itu-itu saja. Dari sejak jaman Suharto sampai sekarang. Hanya saja, sekarang mereka lebih kuat genggamannya. Itu juga yang menjelaskan mengapa Mbah Wowo berusaha keras supaya Sri Mulyono Nipunegoro tetap bersamanya.
Hukum kekuasaan sejak jaman Orde Baru masih tetap sama. Hukum kodok: Menendang ke bawah untuk bisa melesat ke atas dan nguntal sebanyak-banyaknya. Orang-orang ini punya perut tanpa dasar. Apa saja diuntal!
(Made Supriatma)