Di Batam ada perusahaan elektronik besar (3000 pegawai) yg dapat order membuat hp xiaomi, laptop asus, hingga modem dari Japan.
Xiaomi bilang mutu mereka selalu terbaik di ASEAN, lbh bagus dari pabrik yg di Vietnam dan Thailand.
95% karyawannya lulusan SMK.
Poinnya adalah: mutu SDM RI itu gak kalah kok. Asal dibekali sistem pabrikasi yg bagus. Kebetulan pabrik di Batam ini bagus sistem kerjanya dan canggih. Pakai IoT (Internet of Things) dan semi robotic.
30% angkatan kerja RI adalah lulusan SMK (jumlahnya 45 juta orang) dan 10% lulusan D3 dan S1 (jumlahnya 15 juta).
Komposisi tsb sdh sangat memadai buat bangun industri manufaktur yg kokoh.
Perusahaan Batam tsb membuktikan lulusan SMK bisa merakit aneka produk elektronik dg mutu bagus.
Bahkan order membuat modem dari Jepang sudah 20 tahun. Artinya pelanggan Jepang ini puas.
Karena itu kalau ada yg bilang pendidikan RI jelek. Atau SDM RI gak bisa bersaing. Kayaknya kurang akurat.
Yg kurang dari ekonomi kita BUKAN masalah SDM dan pendidikan.
Tapi nihilnya kebijakan industrial yang solid.
Kalau kebijakan industrinya bagus, maka pasti akan banyak pabrik kayak di Batam itu berdiri.
Dan pabrik Batam tsb jauh lbh bagus dalam ciptakan lapangan kerja daripada bisnis batubara.
Sekali lagi ada 45 juta lulusan SMA/SMK dan 15 juta lulusan D3 dan S1.
Mereka semua siap tempur dan gak kalah dg SDM Vietnam atau Thailand.
Sayangnya kebijakan industri yg lemah dan perijinan dan birokrat yg super lamban dan high cost membuat jutaan SDM RI jadi sia sia.
Bonus demografi tak ada gunanya krn disabotase kebijakan yg jelek dan birokrat lamban dan pejabat yg tidak kompeten.
(@Strategi_Bisnis)
Di Batam ada perusahaan elektronik besar (3000 pegawai) yg dapat order membuat hape xiaomi, laptop asus, hingga modem dari Japan.
— Strategi + Bisnis (@Strategi_Bisnis) October 28, 2024
Xiaomi bilang mutu mrka selalu terbaik di asean, lbh bagus dari pabrik yg di Vietnam x Thailand.
95% karyawannya lulusan SMK.
Poinnya adalah :…