Oleh: Made Supriatma
Kiri kok mendukung pemerintah? Ya ndak apa-apa tho ya. Tujuan menjadi Kiri dulu itu untuk berpolitik. Sekali lagi, berpolitik! Tidak lain dan tidak bukan.
Katanya untuk rakyat? Lha iya. Berpolitik untuk rakyat. Apakah saya bukan rakyat? Jelas, rakyat! Pahamkan itu. Pahamken eh pahamkan!
OK paham. Tidak ada keberatan.
Yang baik-baik disana ya, Le. Jangan nakal. Maksudnya, jangan ganggu kekuasaan Simbah Wowo atau Pak Jokeri.
Sebaiknya kamu-kamu itu ya, Le, jadi mentor untuk anak-anaknya Pak Jokeri, yang katanya masa depan Indonesia.
Ajari mereka berpolitik. Khususnya gerakan politik atau Gerpol yang saya tahu kalian memang jagonya.
Ajari Gibas bagaimana tidak keliatan teler di muka umum. Atau teler sebagai strategi politik. Juga Pangeran Pisang, bagaimana bersembunyi memakai pesawat jet pribadi.
Hal-hal begitu itu penting karena merekalah yang akan memegang Indonesia. Kowe-kowe nanti yang akan mendampinginya.
Oh, Simbah Wowo? Lho kalian sudah berdamai kan? Kalau Jokeri saja yang dua kali berhasil menghancurkan dia dan sekarang jadi kawan satu ranjang, mengapa kowe tidak? Ya kan? Masak hanya Jokeri yang bisa.
Pokoknya yang seneng lan enjoy ya Le. Tidak peduli mengabdi pada harimau atau kucing, yang penting ada di lingkaran kekuasaan kan?
Ingat-ingat selalu: perjuangan adalah politik dan politik adalah kesempatan. Ia tidak datang dua kali.
Apa? Rakyat? Sudahlah Le. Rakyat bisa mengurus dirinya sendiri. Tinggal kalian klaim aja kemandirian rakyat itu.
Selamat bertugas. Oh ya, jangan lupa dompetnya ditebelin. Asetnya ditambah. Bunga bank dan pokoknya digedein. Itu buah manis dari politik: membelanjakan duit orang lain!
(fb)