Oleh: Pega Aji Sitama (aktivis Kemanusiaan)
Yang berharap jatuhnya Rezim As-Sisi secara hitung-hitungan duniawi itu sulit. Mesir biarpun krisis tapi barang-barangnya sangat murah.
Harga-harga 2x lebih murah dari Turki, dengan kualitas saya akui lebih bagus punya Mesir. Kecuali roti sobek.
Ayam di Mesir 1 kg cuma Rp 30 ribu, ukuran lebih besar dan daging lebih tebal. Di Turki beli sayap Ayam 1 kg kena Rp 60 ribu.
Jus-jus botolan Mesir juga jauh lebih murah dan lebih enak daripada Turki.
Beras sekilo di Mesir 13 ribu, sedangkan di Turki 25 ribu.
Perjalanan Gaziantep-Kilis isi bensin Rp 20 ribu seliter, sedangkan di Mesir waktu perjalanan Kairo-Ismailiyah, 1 liter pertamax plus cuma Rp 4.500 dan solar Rp 2000 seliter.
Sudah begitu secara kekuasaan, Sisi jauh lebih kuat daripada Erdogan.
Untuk perang Gaza, Erdogan mengajukan proposal seperti di Suriah dan Lebanon, dimana pasukan Turki akan menjadi penengah sepanjang garis batas dengan IsraeI. Di sana akan diadakan patroli bersama dengan alasan untuk mencegah saling serang di masa depan.
Proposal ini ditolak negara-negara Arab.
Sementara Sisi menginginkan IsraeI mundur saja dulu, lalu bantuan ke Gaza dipusatkan dari Mesir. Harapannya Mesir yang bakal untung jika dilakukan rekonstruksi, sebab selama puluhan tahun yang untung dari jual beli barang ke Gaza adalah IsraeI.
IsraeI sendiri sudah buntu dari mengalahkan Hms.
Kira-kira begitu perkembangannya.
