Ada sekelompok laki-laki muda, sekitar 7-10 orang, suka berbuat onar di satu kampung, minum minuman keras, berjudi, melecehkan perempuan, bahkan tidak jarang memukuli warga kampung tersebut sampai terluka parah.
Ada sebagian orang cacat yang melihat keonaran tersebut, tangan dan kaki mereka lumpuh. Yang bisa mereka lakukan hanya mengecam para pembuat onar tersebut. Dan ini wajar saja, toh mereka orang-orang dengan disabilitas.
Yang disayangkan, banyak orang-orang yang sehat fisiknya, namun tidak bisa melakukan apa-apa selain mengecam dan sekali-kali menyumbang obat untuk mereka yang terluka parah karena dihajar oleh para pembuat onar tersebut.
Mereka yang sehat fisik ini, berbangga-bangga dengan yang telah mereka lakukan. Seakan itu adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Mereka lupa, tangan dan kaki mereka tidak lumpuh.
Yang lebih disayangkan lagi, para aparat keamanan yang berwenang dan punya kuasa, malah membiarkan keonaran tersebut. Mereka diam saja, seakan tidak terjadi apa-apa. Padahal dengan kekuasaan dan kewenangan mereka, mereka bisa menghukum dan memenjarakan para pelaku keonaran tersebut. Tapi tidak mereka lakukan. Mengapa mereka tidak mau melakukannya? Tentu saja alasannya adalah wahn (cinta dunia, takut mati).
Begitulah perumpamaan yang terjadi di Gaza.
(Muhammad Abduh Negara)