Di timeline FB saya berseliweran berita penipuan investasi bodong yang mencapai puluhan milyar rupiah, sebelumnya ada juga penipuan berkedok arisan online.
Ini bukan kali pertama saya membaca berita tentang hal ini, terkadang suka heran dan bertanya-tanya sendiri, "kok bisa sih?" Bukan heran pada orang yang menipu, tapi heran pada orang yang kena tipu. Ya, betul semua terjadi atas takdir Allah. Namun apa ya enggak dipertimbangkan dahulu sebelum ikut kegiatan investasi yang "gak jelas - gak jelas" itu?
Secara umum -bukan spesifik pada kasus yg sedang terjadi-, orang kena tipu investasi bodong itu karena tergiur dengan keuntungan yang tinggi dalam waktu singkat. Dijanjikan bisa BEP dalam waktu sebulan - dua bulan, selanjutnya keuntungan berlipat setiap bulan. Adu duh duh...
Jadi teringat, dulu pernah dapat nasehat dari Ustadzuna Al Walid Yusuf Utsman Baisa hafizhahullah, waktu itu kami berbincang tentang penipuan² spt ini. Beliau bilang kurang lebih begini, "itulah sifat buruk manusia: tamak. Yang menipu tamak dan yang kena tipu juga tamak."
"Kok bisa, ustadz?" tanya saya.
Lalu beliau menjelaskan, "ada pepatah Arab yang berbunyi:
لا يصدق الكاذب إلا الطمع
Tidak ada orang yg mempercayai pendusta, selain orang tamak.
Udah jelas gak masuk akalnya, mana ada investasi bisa balik modal dalam waktu satu bulan. Kok tetep mau percaya? Apa yg mendorongnya untuk percaya? Ya sifat tamak tadi."
Ohhh, begitu...
Saya juga teringat pernah diskusi dengan Abah saya tentang bisnis, beliau bilang kurang lebih "kalau ada bisnis yang net profitnya diatas 20% per tahun, itu berarti sudah bagus banget. Abah jualan baju keuntungan bersih pertahun jarang nembus 20%, begitu juga pada bisnis² lain juga sama."
Dulu nasehat beliau ini agak sulit saya cerna, "masa sih?" begitu sangkal saya dalam hati... Bayangin aja, misal jualan gorengan HPP (harga pokok produksi) 600, dijual 1000 itu kan udah lebih dari 65%. Tapi belakang baru faham, ternyata hitung²an bisnis gak sesederhana itu. Ada cost/biaya lain selain modal yang juga perlu dipertimbangkan, yaitu cost operasional.
Saya semakin faham setelah terjun ke dunia investasi saham, InsyaAllah ini adalah real investasi, bukan investasi bodong ala² itu... Saya perhatikan satu persatu emiten² di Bursa, saya baca laporan keuangannya yang sudah teraudit, ternyata banyak perusahaan yang kesulitan mencapai net profit 20%. Malah tidak sedikit juga yang sering minus. Kayak GOTO (Gojek - Tokopedia), misalnya, malah konsisten rugi 4 tahun terakhir ini.
Jika perusahaan² raksasa berat mencapai 20% pertahun, lalu kok dengan mudahnya orang percaya ada investasi di sektor riil yang bisa melipat gandakan uang dalam waktu singkat? 🥱 percayalah, itu fix scam!! 😌
(Abul Abbas Aminullah)