WNI ini memilih bekerja di Belanda di banding di negeri sendiri yang penuh Korupsi, kongkalikong, suap menyuap, dan banyak praktik kecurangan lain

[PORTAL-ISLAM.ID]  Kemarin saya berdiskusi dan ngobrol cukup lama dengan seorang teman. Dia dulu menempuh pendidikan di Belanda, hingga kemudian lulus dan bekerja di Belanda.

Bekerja cukup lama di Belanda, dia kemudian memutuskan kembali ke Indonesia, memboyong anak istrinya dan bekerja di tanah air.

Tetapi yang terjadi kemudian, sekitar tiga tahun berselang, dia memutuskan kembali ke Belanda, beserta pula anak istrinya.

Banyak alasan yang menjadi pertimbangannya untuk kembali ke Belanda. Salah satunya dia ceritakan cukup panjang lebar kemarin. Masalah itu adalah, kejujuran.

Bekerja di Indonesia, dengan mata kepala sendiri dia melihat banyak praktik kecurangan di depan matanya. Sebenarnya dia sudah paham soal itu, sebelum memutuskan kembali ke Indonesia. Tetapi terjun langsung, membuatnya paham ternyata praktiknya jauh lebih parah.

Saya tidak akan menyebut dimana dia bekerja, dengan siapa dia berurusan. Korupsi, kongkalikong, suap menyuap, dan banyak praktik kecurangan lain. Dia melihatnya sendiri.

Sebenarnya ini sudah menjadi rahasia umum, bahwa kejujuran saat ini sudah menjadi sesuatu hal yang mewah di negeri kita tercinta. Itulah kenapa, teman saya tersebut akhirnya memilih kembali ke Belanda.

Saya baru mengenalnya tidak lama, tetapi saya tahu dia orang baik dan jujur. Dari caranya bersikap, juga dari cerita teman-teman senior di sini, karena tentu dia banyak mengenal mereka karena sudah lama tinggal di Belanda sebelumnya.

Kesimpulan saya kemudian adalah, jika ingin tetap survive bekerja di Indonesia, mengikuti arus adalah suatu hal yang sulit dihindari. Tetapi sayangnya, arus ketidakjujuran itu kekuatan dan terjangannya jauh lebih besar.

(Dimas Budi Prasetyo)

*fb

Baca juga :