Sebagian orang beralasan dengan keawaman, untuk menghadirkan berbagai hal yang mungkar, "Audience-nya kebanyakan awam, jadi untuk menyemangati mereka, kita selingi dengan acara dangdutan", kata mereka.
Mereka tampaknya perlu belajar kepada para "ustadz hijrah", yang berhasil mengajak orang-orang yang hedon untuk ngaji, dan berhasil meng-hijrah-kan mereka dari kehidupan yang jauh dari agama menjadi orang yang taat, tanpa harus menghadirkan hal-hal yang munkar.
Para "ustadz hijrah" ini mungkin banyak yang secara keilmuan masih lemah, mungkin ada yang tidak bisa baca kitab kuning, tapi aktivitas dakwahnya kepada audience awam, dari banyak kasus, lebih mampu mengajak mereka taubat dan menjadi taat, dibandingkan sebagian kalangan yang mengaku paling menguasai kitab kuning.
Jangan malu untuk belajar dari pihak manapun, dan jangan enggan untuk mengoreksi kebiasaan lama, jika memang terbukti salah.
(Muhammad Abduh Negara)