Kita bukan siapa-siapa, tak ada apa-apanya dan tak ada perjuangan apa-apa, dibanding mereka-mereka ini....

Kita sudah merasa berjuang untuk agama, untuk Islam? Merasa mempertahankan keimanan? Sementara hidup kita aman, nyaman dan enak-enak saja karena takut dan menghindari resiko? 

Renungkanlah dibawah ini.... 

Kita bukan siapa-siapa, tak ada apa²nya dan tak ada perjuangan apa-apa. Hidup aman dan nyaman adalah buktinya. Semakin bukan siapa-siapa ketika kita merasa sudah berdakwah dan berjuang dengan menulis status dan berfoto bersama di pengajian.

- Said bin Jubayr (Tabi'in ulama ahli tafsir) meninggal dengan kepala terpenggal. 
- Imam Syafi'i meninggal akibat pukulan yang keras dengan pentungan. 
- Sufyan al-Tsauri meninggal sebagai buronan. 
- Ibnu Jarir Al-Thabari tewas dalam pengepungan. 
- Imam Bukhari meninggal dibuang. 
- Imam An-Nasa'i terbunuh. 
- Ibnu Hazm tewas dalam pengejaran. 
- Abu Hanifah meninggal sebagai tawanan keracunan 
- Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah meninggal saat dipenjara. 
- 'Iyad al Qadhi meninggal, dibunuh dan dipotong-potong lalu dikumpulkan dan dikuburkan tak terbentuk jasad dan tak pemandian, dan dia dimakamkan di sebelah gereja. 
- Na'im bin Hammad meninggal dalam keadaan dirantai, lalu diseret dengan rantainya dan dilemparkan ke dalam lubang, dan dia tidak dimandikan dan tidak ada doa yang dipanjatkan untuknya. 
- Imam Abu Bakar al-Nabulsi meninggal dengan dikuliti saat dia masih hidup. 

Ini adalah akhir hayat para ulama yang mengabdikan hidupnya untuk menyampaikan firman kebenaran dan pesan-pesan Allah.

Sayyid Qutb Rahimahullah berkata: "Sesungguhnya Jalannya (dakwah) sulit. Jalannya tidak bertabur bunga dan mawar. Tetapi Jalannya penuh duri bertaburan potongan-potongan tubuh dan tengkorak, berhiaskan darah, dan tidak berhiaskan mawar dan angin."

Ya, jalannya sulit bagi mereka yang menegakkan Al Haq, Surga merupakan barang mahal yang membutuhkan usaha besar bagi jiwa.

(By: Tinta Sejarah Islam channel)

Baca juga :