Tahukah Anda Ada Sahabat Nabi Yang Murtad Setelah Hijrah ke Habasyah? Apakah Nabi Berdosa Memerintahkan Hijrah?


Oleh: Dr Muhammad Arifin Badri

Hidup itu harus berani memilih dengan konsekwensi memikul resikonya.

Para sahabat hidup di Makkah dalam tekanan dan intimidasi Quraisy, ada yang dibunuh, dipaksa murtad dan segala bentuk intidimasi tanpa kenal perikemanusiaan.

Dalam kondisi ini Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memerintahkan sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah yang kala itu merupakan negara nasrani.

Apakah opsi ini tanpa resiko? 

Beresiko besar, terbukti salah satu yang ikut berhijrah yaitu Ubaidillah bin Jahesy, saudara sepupu Nabi shallallahu alaihi wa sallam terpapar agama nasrani hingga murtad dan mati sebagai seorang nasrani.

Berdosakah Nabi shallallahu alaihi wa sallam karena memerintahkan sahabatnya untuk hijrah ke Habasyah?

Akankah anda berkata Nabi shallallahu alaihi wa sallam memikul dosa kemurtadan Ubaidillah bin Jahesy?

Semua ulama' yang berbicara tentang hijrah ke negri Habasyah menyatakan bahwa pilihan hijrah ke Habasyah adalah opsi yang lebih ringan dibanding bertahan di kota Mekkah di bawah intimidasi Quraisy.

So! Anda harus berani bersikap dalam kondisi semisal, ketika semua opsi yang tersedia memiliki resiko buruk, pilihlah opsi yang teringan resikonya.

1. Berdiam diri sama saja membiarkan negeri semakin kacau balau, karena pemimpin negeri ini akan dipilih oleh orang orang buruk.

2. Ikut menggunakan hak suara berarti menggunakan sistem yang kurang atau tidak sesuai syari'at, namun ada harapan untuk memenangkan pemimpin yang paling "ramah lingkungan".

3. Melakukan pemberontakan dan itu pasti menambah kekacauan dan kerusakan dan itu tentu dilarang dalam Islam.

Dalam kondisi ini tentu opsi kedua adalah opsi yang paling ringan resikonya.

Semoga mencerahkan, Aamiin.


Baca juga :