Khalifah Umar Radhiyallahu 'anhu Anti-Nepotisme

Khalifah Umar Radhiyallahu 'anhu Anti-Nepotisme

Ketika khalifah Umar radhiyallahu 'anhu hampir wafat, beliau menunjuk Ashabus Syura (6 orang shahabat pilihan) untuk menentukan siapa yang akan menjadi khalifah sepeninggalnya. 

Enam sahabat tersebut adalah: Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas, Zubair ibn al-Awwam, dan Thalhah bin Ubaidillah radhiyallahu 'anhum (semuanya termasuk shahahbt nabi yang dijamin masuk surga) dan semuanya berhak menjadi khalifah.

Waktu  itu, sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga (asyrah mubassyarun bil jannah) masih ada tujuh orang, namun Khalifah Umar hanya menunjuk 6 orang saja yang namanya sudah disebut di atas, namun ada satu yang tidak disertakan umar, yaitu: Said bin Zaid. Kenapa? karena dia adalah sepupu Umar, ipar Umar serta satu kabilah dengan Umar radhiyallahu 'anhuma.

Khalifah Umar juga melarang anaknya untuk menjadi Khalifah pengganti dirinya.

Seperti dinukil dari Sejarah Umat Islam karya Prof Hamka (Buya Hamka), Khalifah Umar saat sekarat dan hendak meninggal dunia memberikan arahan kepada kaum Muslimin soal pemilihan khalifah penggantinya. Saat itu beberapa sahabat yang hadir mendengarkan wasiat Umat, menyarankan kepada khalifah kedua tersebut untuk memilih anaknya, Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma sebagai penggantinya sebagai khalifah.

"Ya Amirul Mukminin, anak paduka itu lebih layak menerima jabatan khalifah ini, jadikan sajalah dia menjadi khalifah, kami akan menerimanya," kata para Sahabat.

Bukannya mendorong anaknya maju menjadi khalifah, Umar justru langsung menolak. "Tidak ada kaum keturunan Al Khattab hendak mengambil jabatan khalifah ini untuk mereka, Abdullah tidak akan turut memperebutkan jabatan ini."

Setelah itu, Khalifah Umar bin Khattab menoleh ke arah Abdullah bin Umar, anaknya. "Anakku Abdullah, sekali-kali jangan, sekali-kali jangan engkau mengingat-ingat hendak mengambil jabatan ini!"

"Baiklah ayah," jawab Abdullah bin Umar.

Wasiat dari ayahnya ini, dipatuhi Abdullah bin Umar, hingga akhirnya Utsman bin Affan terpilih menjadi pengganti Umar.

وكان عمر -رضي الله عنه- حريصا على إبعاد الإمارة عن أقاربه، مع أن فيهم من هو أهل لها

"Adalah Khalifah Umar sangat antusias untuk menjauhkan kepemimpinan dari kerabatnya, padahal di antara mereka ada yang punya kapabilitas dan pantas untuk mendapatkannya."

Semoga Allah meridhai khalifah Umar dan seluruh para sahabat nabi.

(Ustadz Fadlan Fahamsyah)

Baca juga :