Apa yang Telah Dicapai Hamas?

Mereka Sendiri yang Bersaksi

Oleh: Ustadz Budi Ashari

Gedung-gedung hancur bahkan rata dengan tanah, kebun ladang tidak panen, fasilitas umum lenyap, kehidupan dalam ancaman dan yang paling besar adalah korban jiwa. Sampai tulisan ini diturunkan, kementerian kesehatan Gaza baru saja mengumumkan 21.110 syahid dan 55.243 yang terluka.

Pertanyaannya, Hamas sesungguhnya dapat apa?

Pertanyaan seperti ini jawabannya disimpan oleh para ahli dan baru dikeluarkan jika perang benar-benar telah berhenti. 

Tapi dua peneliti Amerika berikut ini sudah tidak sabar. Daniel Byman (peneliti senior di Center for Strategic and International Studies dan Profesor di Georgetown University's School of Foreign Service) dan Delaney Duff (magister program The Security Studies di Georgetown University) menulis di Majalah Foreign Policy:

Dengan judul: What Has Hamas Accomplished? (Apa yang Telah Dicapai Hamas?)

Tentu saja, dua peneliti tersebut ada di pihak Israel dan menyebut Hamas sebagai teroris. Penelitian mereka secara subyektif pasti mendukung Israel, tetapi hasil penelitian mereka yang dituangkan dalam tulisan ini menyatakan bahwa Hamas sukses di berbagai dimensi

Sehingga ketika peneliti yang memihak Israel seperti mereka mengakui kesuksesan Hamas, menandakan bahwa Hamas benar-benar sukses.

Adapun penutup tulisan mereka bahwa Hamas akan kehilangan dukungan dari masyarakat Palestina karena terlalu berat hidup yang harus mereka tanggung, menandakan bahwa dua peneliti ini benar-benar tidak paham tentang masyarakat Palestina, yang sudah berkali-kali kita bahas bahwa mereka diciptakan dengan bahan yang 'berbeda' dengan kebanyakan manusia.

Berdasarkan tulisan What Has Hamas Accomplished? (Apa yang Telah Dicapai Hamas?), berikut dimensi-dimensi kesuksesan Hamas:

1. Keberhasilan melawan Israel

Dua hal penting yang dirasakan oleh Israel dan ini menimbulkan efek sangat dahsyat bagi mereka adalah: Penderitaan dan Ketakutan.

2. Keberhasilan Hamas menjadikan Palestina berita utama dunia

Setidaknya ada dua efek dari hal ini:
- Mengasingkan Israel dari negara-negara tetangganya
- Dalam jangka panjang, konflik ini melahirkan generasi baru Gaza yang mendukung perjuangan Hamas

3. Perbaikan citra Hamas di masyarakat Palestina

Jajak pendapat terbatas di Gaza dan Tepi Barat menunjukkan bahwa masyarakat berpihak ke Hamas dan marah terhadap mereka yang tidak mendukung Hamas. Ditambah Hamas yang berhasil membebaskan tawanan Palestina yang dipenjara oleh Israel. Hal ini juga menyudutkan Otoritas Palestina yang selalu menyuarakan perdamaian dan negosiasi dengan Israel tapi tidak pernah berhasil membebaskan tawanan Palestina. Dan Hamas terbukti berhasil membebaskan dengan jalan perang.

4. Menjadikan Palestina isu utama dunia

Palestina antara Amerika yang fokus pada Cina dan agresi Rusia di Ukraina dan antara Arab yang basa basi tentang Palestina. Tapi kini mau tidak mau memaksa mereka menjadikan Palestina fokus utama mereka.

5. Menghentikan sementara tema normalisasi

(pembahasan normalisasi akan kita bahas lebih detail di tulisan lain insya Allah, tapi sekadar mukaddimah agar semua tahu bahwa inilah sumber kemunafikan yang menyebabkan Gaza sendirian. Mungkin bisa kita beri judul: Normalisasi, pengkhianatan Arab terhadap Palestina)

6. Dukungan dunia untuk Palestina

Demonstrasi pro-Palestina terjadi di seluruh dunia. Di Eropa pun terjadi besar-besaran. Di Amerika sendiri meskipun sebagian besar anggota Partai Republik dan Presiden AS Joe Biden mendukung Israel, Partai Demokrat pecah dan generasi muda Demokrat memiliki bersikap kritis terhadap Israel. Beberapa anggota parlemen dari Partai Demokrat menyerukan gencatan senjata, pembatasan bantuan militer AS, dan langkah-langkah lain yang bertentangan dengan kebijakan Israel.

7. Memperjelas standar ganda barat

Barat menyuarakan pembelaan terhadap Ukraina yang diserang oleh Rusia atas nama kemanusiaan. Tetapi berbeda sikap mereka saat rakyat Gaza dibantai oleh Israel.  


Baca juga :