[PORTAL-ISLAM.ID] MUNTILAN – Sebanyak 11 sepeda motor dan tiga rumah warga mengalami kerusakan akibat bentrok antarsimpatisan yang terjadi antarmassa di daerah Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (15/10/2023) sore.
Dari laporan kepolisian, kejadian tersebut berlangsung di Jl. Magelang Jogja km 13 Kalangan, Pabelan, Mungkid, Magelang sekitar pukul 15.00 WIB. Dimana telah terjadi gesekan antara simpatisan PDIP (laskar BSM) dengan GPK (Gerakan Pemuda Ka'bah/ormas sayap PPP).
"Rombongan laskar PDIP sepulang dari kegiatan lomba laskar Banteng Metu Kandang #3 dari lapangan Drh. Soepardi Sawitan Mungkid, Magelang melintas melewati jalan arah Palbapang menuju ke Muntilan," tulis laporan polisi dalam keterangannya, Minggu (15/10/2023) malam.
"Sesampainya di TKP, rombongan tersebut (laskar PDIP) melakukan provokasi terhadap warga kemudian rombongan tersebut turun ke jalan dan mendatangi warga dengan melempari batu, kemudian melakukan pengrusakan terhadap sepeda motor dan rumah warga," lanjutnya.
Atas kejadian tersebut setidaknya ada 11 kendaraan roda dua yang mengalami kerusakan. Ada juga tiga rumah warga yang kaca jendelanya pecah.
"Bahwa Diindikasikan rombongan pelaku pengrusakan adalah dari laskar BSM Muntilan. Bahwa kendaraan warga yang dirusak adalah milik anggota Ormas GPK," lanjut laporan tersebut.
Akibat bentrok tersebut adalah salah seorang warga Pabelan, Kalangan atas nama EH (31) yang dirawat di Rumah Sakit N21 lantaran terkena lemparan batu. Sedangkan barang bukti masih berada di lokasi lantaran masih menunggu Pimpinan GPK ATB Pujiyanto alias Yanto Petok.
Polresta Magelang Kapolresta Magelang Kombes Pol Ruruh Wicaksono mengungkapkan dugaan terjadi bentrok antar massa di Muntilan diduga terjadi karena tak terima bleyeran (suara knalpot motor) dari salah satu kelompok.
Pihaknya mengatakan salah satu kelompok yang telah selesai melakukan kegiatan di Magelang hendak bertolak pulang ke arah Yogyakarta. Namun, diduga terjadi gesekan lantaran tak terima di bleyer kendaraan ketika kedua kelompok massa bertemu.
"(Dugaan) penyebab pertama itu mereka selesai kegiatan pukul 3 sore mungkin pas di jalan bleyer bleyer tersinggung. Ada kegiatan masyarakat kemudian pulang ada yang bersinggungan," kata Ruruh ketika dihubungi Republika.co.id, Minggu (15/10/2023).
"Ini mau pulang ke Yogyakarta simpang tape ketan dihadang jadi tidak bisa pulang," katanya menambahkan.
Pihaknya juga mengungkapkan sempat ada aksi saling lempar batu antar kelompok massa. "salah satu kelompok pas pulang itu bersinggungan dengan kelompok lain akhirnya lempar lemparan batu," katanya.
Pihaknya mengatakan juga mengatakan mengamankan lokasi kejadian untuk memastikan masyarakat yang akan melintas di jalan tersebut aman. Ia mengatakan tak ada penutupan jalan. "Bukan penutupan, karena kita menjaga masyarakat agar aman," katanya. [ROL]