PKB Out, Gelora In

Gelora Vitamin buat Prabowo

Oleh: Erizal

Setelah PKB cabut dari Prabowo, menerima pinangan Anies-Muhaimin, menjelang siang ini, Prabowo mendapat amunisi baru dari Partai Gelora Indonesia. Memang tak akan sebanding dengan PKB, karena Partai Gelora adalah partai baru. Tapi politisi-politisi kawakan bercokol di situ.

Sebutlah, Anis Matta, Fahri Hamzah, Mahfuz Sidik, Ahmad Rilyadi, untuk menyebut empat nama saja. Keempatnya layak diadu di arena perpolitikan Indonesia. Bandingkan dengan politisi-politisi lain dari partai-partai besar sekalipun. Tapi, jangan bandingkan dengan politisi di partai lama mereka. Mereka sudah di level puncak.

Dukungan Partai Gelora terhadap Prabowo sudah terbaca jauh hari. Dari analisis² Anis Matta terhadap isu-isu global dan nasional, apalagi dari pernyataan² Fahri Hamzah yang menghiasi layar kaca. Baik yang konvensional maupun dunia maya. Prabowo paling tepat.

Bukan yang lain (Ganjar atau Anies) tidak tepat. Melainkan paling tepat terhadap situasi, baik global maupun nasional, saat ini. Istilah Presiden Jokowi sendiri lebih lugas lagi: saat ini jatahnya Prabowo. Lihatlah, saat menarik Golkar dan PAN, dan saat ditinggalkan PKB. Ia tetap cool. Prabowo siap dalam segala situasi.

Momen dukungan Partai Gelora ini terbilang pas bagi partai baru. Tidak terlalu cepat seperti Partai Ummat dan PSI. Dan tidak pula terlalu lambat seperti partai² baru lainnya. Jika terlalu lambat, partai baru dianggap tak berkeringat. Jika terlalu cepat pun, tak baik. Karena sistem politik, tak ramah dengan hadirnya partai baru.

Terlalu cepat seperti Partai Ummat mendukung Anies, ternyata Anies mengalami dinamika serius. Meski aman bersama Muhaimin, tapi ketidakpastian terus menghantui. Seperti PSI yang sudah mendukung Ganjar, lalu tiba² mencabut dukungan. Dukungan Partai Gelora ini paling pas. Tak cepat, dan juga tak lambat.

Apalagi Prabowo sedang ditinggal PKB yang sudah bersama setahun lebih. Jalan bareng, tapi jadian dengan yang lain. Tidur seranjang, tapi berbeda mimpi. Ini juga dialami AHY dan Demokrat. AHY terluka, tapi Prabowo tidak. Dukungan Partai Gelora ini tak hanya menjadi amunisi baru, tapi juga vitamin buat Prabowo.

(*)
Baca juga :