Inilah 5 "Isi Otak" Anies yang Membuatnya Layak Jadi Pemimpin Indonesia

Membedah isi "otak" Anies Baswedan dari rekam jejak saat memimpin Ibu Kota DKI Jakarta.

Pertama, Anies memproteksi Jakarta agar tak dikuasai oleh segelintir orang. 

Dengan menyegel reklamasi, Anies mengawali langkahnya untuk menjaga Jakarta dari berdirinya kota di dalam kota. Jika 17 pulau reklamasi dibangun dan penghuninya mayoritas adalah pendatang dari luar Indonesia, maka pulau reklamasi akan jadi kota tersendiri. Kota di dalam kota. Sebelum ada penyegelan, pulau reklamasi sangat eksklusif dan tidak bisa diakses oleh warga. 

Pergub no 42/2019 tentang pembebasan pajak PBB diterbitkan Anies juga untuk memproteksi agar para guru, purnawirawan, dan keluarga para pahlawan tidak dengan terpaksa menjual rumahnya karena mahalnya pajak. Begitu juga pergub no 132/2018 tentang apartemen. Dengan pergub ini Anies ambil alih pengelola apartemen dari pengembang dan diserahkan ke penghuni. Pengembang yang selama ini memeras penghuni dengan mahalnya iuran bulanan, kini tak lagi punya dasar regulasinya. Meski dalam proses peralihannya para pengembang yang umumnya nakal ini masih terus bermanuver untuk mempertahankan keserakahan bisnisnya dengan memanfaatkan para oknum di dinas perumahan yang selama jadi virus di DKI.

Kedua, Anies memberi ruang seluas-luasnya terutama kepada rakyat kecil. 

Rakyat kecil bisa mengakses berbagai kemudahan agar terjadi proses peningkatan kelayakan dan kesejahteraan hidup mereka. 

Jl. Thamrin dan Soedirman yang semula “verboden” buat kendaraan bermotor, sekarang dibuka. Tak kurang dari 38.000 sepeda motor yang setiap harinya lewat kedua jalan itu. Bicara soal ekonomi, berapa uang yang setiap hari bisa mengalir ke tukang gojek, pengantar makanan, pedagang asongan, dll. Selain itu, Anies juga membangun rumah DP 0% yang semula dianggap hayalan. Ternyata terealisasi. Warga Jakarta kini sudah punya rumah sendiri.

Demikian juga dengan kebutuhan air bersih. Warga yang rumahnya tak terpasang pipa harus keluar 40 ribu perhari untuk kebutuhan air bersih. Ini bisnis air yang bertahun-tahun dinikmati oleh Salim group. Anies gak perpanjang kontrak, dan DKI akan ambil alih. Diharapkan kedepan pipa air bersih bisa menjangkau semua rumah warga DKI dan mereka bisa menikmati air dengan harga yang jauh lebih murah.

Tidak hanya dari aspek ekonomi, Anies juga menghidupkan warisan seni dan budaya warga Jakarta. Lenong, wayang dan perayaan hari besar keagamaan Anies gelar sesering mungkin di lokasi-lokasi strategis di Jakarta, seperti di Ancol, Bundaran HI, Balaikota, Monas, dan Kota Tua.

Ketiga, DKI aktif mengambil peran terhadap persoalan nasional. 

Dimanapun ada bencana di Indonesia, Anies mengirim tim lengkap dengan bantuan logistiknya. Anies pun mengomandoi langsung program ini. Mungkin karena inilah rakyat menyebut Anies sebagai Gubernur Indonesia.

Keempat, Anies berupaya memotret Ibu Kota dengan kamera global. 

Dimulai menata kota Jakarta layaknya kota-kota modern di dunia. Lihat Jl. Soedirman dan Thamrin, mungkin gak kalah penampilannya dengan New York di Amerika dan Paris di Eropa. Begitu juga dengan Jakarta Internasional Stadion (JIS). Stadion ini diibangun tak kalah besar dan moderennya dengan stadion punya Real Madrid di Spanyol. Anies juga menggelar berbagai even internasional diantaranya adalah balap mobil bergengsi yaitu Formula E.

Kelima, Anies dengan kemampuannya berkomunikasi berhasil merangkul semua pihak. 

Emosinya yang stabil mampu menjaga kharismanya sebagai pemimpin untuk semuanya. Bukan hanya pemimpin untuk para pendukungnya. Ini sekaligus juga yang membedakan Anies dari umumnya para pemimpin di Indonesia. Tidak hanya dengan warga, tapi juga kemampuan berkomunikasi dengan dunia internasional. Bagi Anies, cara dan kemampuan berkomunikasi itu menjadi ukuran leadership seseorang. Seseorang layak disebut pemimpin lokal, nasional atau internasional, diantaranya dapat dilihat dari cara dan kemampuannya berkomunikasi. Disinilah orang sering melihat perbedaan antara Anies dengan Jokowi.

Dari lima kategori di atas kita bisa melihat apa isi otak Anies untuk Indonesia.

Oleh: Tony Rosyid
(Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa)

Baca juga :