Ade Armando: Kalau saya gabung Tim Prabowo, saya diterima lagi gak ya oleh masyarakat adat Minang yang pernah memecat saya?

[PORTAL-ISLAM.ID] Politikus PSI Ade Armando menyentil persoalannya dengan masyarakat Adat Minang yang dulu telah memecatnya.  

"Kalau saya gabung Tim Prabowo, saya diterima lagi gak ya oleh masyarakat adat Minang yang pernah memecat saya?" cuit Ade Armando di akun twitternya, Kamis (10/8/2023).

"Saya kan pernah dipecat masyarakat Minang karena saya protes pelarangan Injil berbahasa Minang. Kalau sekarang saya gabung tim Prabowo, kira2 para ketua adat Minang menerima saya kembali nggak ya?" ujar Ade Armando yang bertemu Prabowo di markas PSI beberapa waktu lalu.

Kasus Ade Armando dipecat dari masyarakat adat Minangkabau terjadi pada tahun 2020 silam.

Majelis Adat Coret Ade Armando sebagai Orang Minangkabau

Status Ade Armando selaku orang Minangkabau dicoret, akibat mengomentari sikap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) terkait aplikasi Injil berbahasa Minang. Termasuk karena seringnya menista agama Islam.

Pernyataan itu ditegaskan Majelis Tinggi Kerapatan Adat Alam Minangkabau (MTKAAM) Sumbar, Irfianda Abidin Dt. Pangulu Basa, bahwa Ade Armando telah berani menista agama Islam berkali-kali. Dengan demikian, sudah tidak menjiwai falsafah Minangkabau. Apalagi, orang Minangkabau beragama Islam.

"Orang Minangkabau pasti beragama Islam. Jika berani menista agama Islam, berarti tidak menjiwai ajaran agama Islam. Sewajarnya mereka tidak lagi berstatus orang Minang," kata Irfianda di Padang, Minggu (7/6/2020).

Pembuangan Dosen Universitas Indonesia tersebut sebagai orang Minangkabau, juga bagian dari enam pernyataan sikap dan seruan yang dikeluarkan MTKAAM. Bahkan lembaga MTKAAM juga mendukung sikap Gubernur Sumbar Irwan Prayitno, yang mengajukan penghapusan aplikasi Injil berbahasa Minangkabau dari Google Playstore.

Selain itu, MTKAAM juga meminta pemerintah pusat untuk mencegah, dan mengadili secara tegas penistaan agama. Salah satunya Ade Armando yang getol mengomentari kegiatan agama Islam dari oposisi ini. Jika dibiarkan, kata Irfianda akan menimbulkan gesekan antarumat beragama, serta bisa merusak nilai persatuan dan kesatuan bangsa.
Baca juga :