Membubarkan pengajian sesama muslim, kok bangga?

Catatan: Faisal Lohy

Sebagai seorang muslim, merasa bangga dan bersyukur kalau berhasil membubarkan kemaksiatan, merombak ketidakadilan, berantas kezaliman.

Ini malah bangga dan bersyukur karena berhasil membubarkan pengajian sesama muslim.

Koplak ya. Lama-lama kok makin bego aja !!!

Pengajian ust. Hanan dibubarkan Anshor Pamekasan karena beliau disinyalir eks. HTI, pengusung konsep Khilafah.

Apa yang dilakukan Anshor Pamekasan, merupakan lanjutan projek moderasi-liberalisasi agama yang makin bergairah pasca Harlah 1 Abad NU.

Begitu kuat keinginan mereka mencabut, melenyapkan ajaran Islam tentang khilafah dari pikiran umat Islam Indonesia.

Mereka menilai ajaran Khilafah termasuk bagian dari fiqih klasik yg cenderung membangun pola hubungan muslim dan non-muslim ke dalam relasi konflik, perpecahan.

Maka semua ajaran fiqih klasik, termasuk khilafah harus dimusnahkan. Digantikan dengan pengembangan fiqih baru yang merujuk kepada piagam PBB.

Menurut mereka, Piagam PBB mengajarkan toleransi, kerukunan, perdamaian dan harmonisasi yang lebih kokoh dibanding produk fiqih yg dilahirkan ulama-ulama terdahulu.

Sungguh bentuk kemunduran befikir yang amat sangat !!!

Piagam PBB lebih tinggi dibandingkan produk fiqih para ulama terdahulu, termasuk ajaran Khilafah yang rujukannya adalah Al-Qur'an, Sunnah Rasulullah SAW, Ijma' dan Qiyas?

Nuansa fanatisme buta seperti ini, justru semakin membuat umat antipati terhadap PBNU, Ansor dan seluruh organ afiliasi.

Dilain sisi, fanatisme buta ini juga sangat ampuh memperlebar petaka gesekan di tubuh umat Islam. 

(sumber: fb penulis)
Baca juga :