Baru Ketemu Hadits Ini

Baru Ketemu

Oleh: Ustadz Musyafa Ahmad Rahim

Suatu kali Imam Malik dilamar. Maksud saya, kitab beliau dilamar oleh Khalifah Abu Ja'far al Manshur (Khalifah kedua Bani Abbasiyah) untuk dijadikan madzhab resmi negara, agar tidak ada lagi perbedaan pendapat di kalangan Umat.

Imam Mālik (pendiri Mazhab Maliki) lahir di Madinah pada tahun 90H dan meninggal pada tahun 174H. Beliau juga merupakan guru dari Imam Syafi'i.

Memang, kitab Muwaththa' karya Imam Malik, di zamannya, adalah karya yang sangat spektakuler, wajar kalau Khalifah Abu Ja'far al Manshur "meminangnya".

Namun, Imam Malik menolak lamaran itu. Diantara alasannya, karena ilmu Rasulullah saw telah menyebar luas ke seluruh penjuru dunia Islam (dibawa oleh para Sahabat yang tersebar), bahkan sebagiannya telah menembus batas dunia Islam, dan apa yang ada di dalam al Muwaththa', bukanlah segalanya.

Semoga Allah SWT merahmati Imam Malik, betapa bijaknya beliau, kebijakan yang menandakan ke-'alim-an beliau, sekaligus ketaqwaannya, insyaAllah.

Oleh karena itu, janganlah kita merasa sudah mengetahui segala hal, jangan. Jelas, yang belum kita ketahui, jauh jauuuuh dan sangat juauuuuuuh lebih banyak daripada yang sudah kita ketahui.

Oleh karena itu, sering sekali kita dikejutkan oleh suatu pengetahuan yang BARU KALI ITU KETEMU DENGANNYA.

Pengalaman Pribadi....

Pagi ini, baru pagi ini, ya, baru pagi ini Senin Wage 06 Sya'ban 1444 H = 27 Februari 2023 M, saya ketanggor (ketemu) dan membaca satu hadits yang berbunyi sebagai berikut:

عن عبدالله بن عمرو - رضي الله عنهما - قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ - صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -: «إِنَّ الْإِيْمَانَ لَيَخْلَقُ فِيْ جَوْفِ أَحَدِكُمْ كَمَا يَخْلَقُ الثَّوْبُ، فَاسْأَلُوا اللهَ أَنْ يُجَدِّدَ الْإِيْمَانَ فِي قُلُوْبِكُمْ» (رواه الحاكم [1 / 4] والطبراني في الكبير [84])

Dari Abdullah bin 'Amr ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: "Sesungguhnya iman itu bisa menjadi usang (lusuh, kotor, warnanya tidak jelas, pudar) di dalam hati salah seorang diantara kamu sebagaimana baju (pakaian) juga bisa menjadi usang (kotor, warnanya buram), oleh karena itu, mohonlah kepada Allah SWT agar Dia memperbaharui iman itu di dalam hatimu". 

(HR. al Hakim [1 / 4) dan ath-Thabarani dalam al Mu'jam al Kabir [84]).

Berdasarkan penelitian al Haitsami, isnad hadits ini hasan (Majma' az-Zawaid 1 / 52).

Dan menurut penelitian Syekh Nashiruddin al Albani, hadits ini masuk kategori hadits shahih (Shahih al Jami' ash-Shaghir [1590], Silsilah Hadits Shahih [1585]).

Al Imam al Munawi dalam Faidhul Qadir berkata:

شَبَّهَ الْإِيْمَانَ بِالشَّيْءِ الَّذِيْ لَا يَسْتَمِرُّ عَلَى هَيْئَتِهِ، وَالْعَبْدُ يَتَكَلَّمُ بِكَلِمَةِ الْإِيْمَانِ، ثُمَّ يُدَنِّسُهَا بِسُوْءِ أَفْعَالِهِ، فَإِذَا عَادَ وَاعْتَذَرَ، فَقَدْ جَدَّدَ مَا أَخْلَقَ، وَطَهَّرَ مَا دَنَّسَ

Dalam hadits ini Rasulullah SAW menyerupakan Keimanan dengan sesuatu yang tidak konstan (tidak permanen) pada satu keadaan, dan seorang hamba bisa saja ia mengucapkan satu kosa kata keimanan, lalu ia mengotorinya dengan perbuatan buruknya, maka ketika ia kembali dan meminta pengampunan, maka sungguh ia telah memperbaharui apa yang telah menjadi usang itu, dan menjadi sucilah apa yang sebelumnya telah menjadi kotor. (2/410).

Jadi ...

Yang belum kita ketahui juuuaauuuh lebih banyak daripada yang kita ketahui...

(*)
Baca juga :