BACOT
By Tere Liye
Coba perhatikan screenshot statistik pertandingan timnas vs Vietnam tadi malam. Lihat bagian yang dilingkari: tembakan ke arah gawang.
Kamu mau menang? Wajib bikin gol. Kamu mau bikin gol? Wajib bikin tembakan dulu, dan pastikan tembakannya mengarah ke gawang. Nah, lihat statistik tadi malam, dalam waktu 98 menit (3+5 menit waktu tambahan), Timnas itu jangankan bikin gol, bikin tembakan tepat ke arah gawang saja nihil. Alias zonk.
Salah siapa?
Mulailah kamu memahami realitas sepakbola modern:
1. Pemain-pemain itu dipilih pelatih. Jika pemain bermain jelek, tidak semangat, kalah mental, dll, MAKA mbok ya pelatih nyari pemain lain. Wah, repot jika hanya sibuk nyalahin pemain. Pelatih bertanggungjawab penuh memotivasi pemainnya. Itu tugas dia. Enak banget pelatih yg milih, pelatih yg menentukan strategi, dll, giliran mainnya jelek, yg disalahkan pemain.
2. Vietnam itu semalam main buruk loh. Passing sukses mereka hanya 69%, itu buruk utk sepakbola modern. Liga-liga top dunia, passing itu rata-rata 80%, kok Vietnam tetap bisa menang? Itu artinya, kualitas Indonesia lebih jelek lagi. Seriusan, jika kalian merasa rezim pelatih sekarang lebih bagus dibanding 10-20 tahun lalu, wah wah wah, kamu kalau nonton bola lihat statistik nggak? Atau cuma pakai perasaan?
Inilah wajah sepakbola Indonesia. Dari ketua PSSI, pengurusnya, hingga netizennya hanya sibuk dgn siklus: euforia AFF/Sea Games, sorak-sorai --> kalah --> nyungsep --> euforia AFF/Sea Games lagi, sorak-sorai --> kalah --> nyungsep. Begini doang.
Lupa, jika kualitas kompetisi lokal rendah, pengurus dipenuhi oportunis, suporter mati banyak, dll dsbgnya.
Naturalisasi pemain? Berhentilah ngimpi. Yang kamu ambil itu hanya pemain kompetisi kasta 2-3 di liga-liga luar sana. Pelatih level dunia? STY ini, sejak dia lebih sibuk ikutan 'politik' ketua PSSI, ditambah main iklan, dia hanyalah pencari kerja saja.
Nasib kita mungkin akan berubah jika 10-20 tahun lagi mulai ada anak-anak asli Indonesia yg akhirnya main di kasta Premier League, La Liga, Bundesliga, dkk. Mau hancur PSSI-nya, mungkin masih ada harapan jika anak-anak ini mau main di Timnas, tdk terlanjur pindah ke negara lain.
Kamu tidak terima tulisan ini? Mau komen marah-marah? Sebentar. Apakah kamu sudah lihat statistik pertandingan tadi malam? Kamu sudah tahu jika tembakan ke arah gawang Timnas nihil? Kalau kamu baru tahu saat baca tulisan ini, ngacalah, boleh jadi kamu memang cuma fans baperan.
#JANGANLUPAKANKANJURUHAN
(fb)