"AHLAN WA SAHLAN Presiden RI Ke-8 HAJI PRABOWO SUBIANTO..."

"AHLAN WA SAHLAN PRESIDEN RI KE 8 HAJI PRABOWO SUBIANTO..."

Alhamdulillah!

Itu kalimat pertama yang saya ucapkan, ketika terbentuk Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (Gerindra-PKB).

Cerdas. Siapapun yang mendorong Pak Prabowo untuk sejak awal langsung menggandeng PKB adalah saya acungi semua jempol sekabupaten kami.

Sejak Pilpres 2014, bahkan sejak ikut "nyawapres" berpasangan dengan Bu Mega, Pak Prabowo secara de facto apalagi de jure, belum pernah didukung oleh PKB yang merepresentasikan suara NU khususnya di Pulau Jawa.

Padahal suara NU di Jawa adalah salah satu kunci kemenangan siapapun yang maju jadi Capres di Negeri ini. Paling tidak, NU lewat PKB sangat kuat di Jatim dan Jateng, dua dari tiga Lumbung Suara Nasional (ketiga Jabar).

Kita ambil contoh di Pilpres 2019, Pak Prabowo kalah telak di Jawa Tengah. Cuma mendapatkan 22,77 persen suara. Sebaliknya Pak Jokowi mendapatkan 77,29 persen.

Begitu juga dengan di Jawa Timur. Sekalipun tidak setelak di Jawa Tengah, namun Pak Prabowo hanya bisa meraup suara 34,3 persen.

Padahal baik Jawa Timur maupun Jawa Tengah adalah Daerah dengan suara terbanyak kedua dan ketiga. Jawa Barat yang pertama.

Berdasarkan hasil berbagai Lembaga Survey, di Jawa Barat, Pak Prabowo masih dominan. Kalau didukung oleh PKB di Jawa Tengah dan Jawa Timur, apalagi sekarang Pak Jokowi juga "ikut" mengendorse, ya tinggal ahlan wa sahlan, Pak Prabowo menjadi Presiden RI ke Delapan.

(By Azwar Siregar)

Baca juga :