Umar bin Khattab masuk Islam 72 jam setelah masuk Islamnya Hamzah bin Abdul Muthalib (Paman Nabi), dalam suatu insiden ketika Umar menghunus Pedangnya hendak membunuh Nabi untuk menyatukan Quraisy supaya tidak terpecah belah.
Pemuda yang bersyahadat ketika berumur 32 atau 33 tahun ini didaulat oleh Qurays menjadi Duta yang mewakili utusan Qurays untuk perdamaian, perundingan dll, karena cerdasnya, bisa baca tulisnya, ketokohannya dan kekuatan fisiknya.
Mendengar Abu Jahal (nama aslinya Umar bin Hisyam) paman Umar dari pihak Ibu yang kepalanya ditempeleng oleh Hamzah memakai busur panah, Umar bangkit hendak mengakhiri kehidupan Nabi.
Nabi melalui dakwah Islamnya memecah belah ayah dan anaknya, suami dan istrinya, paman dan keponakannya.
Karena Islam rasional dan logis, Islam 'memecah belah' antara Ilmu dan Kebodohan, memecah belah antara Iman dan Kufur, memecah belah antara Kebenaran dan Kebathilan, lalu menjahit kembali persatuan diatas persaudaraan Tauhid.
Ikatan Tauhid inilah ikatan terkuat yang mampu mengoyak dan menceraiberaikan Imperium Persia dan Romawi.
Jika saya sepakat terminologi 'memecah belah' ini dipakai untuk mengganti kata yang lebih ramah yakni membedakan (Al-Faruq/Furqan).
Dalam pikirannya Umar ketika hendak menghabisi Nabi: Setelah dia berhasil membunuh Nabi maka dia berhasil menyatukan Quraisy, lalu Umar kemudian akan menyerahkan dirinya untuk diqishas oleh Bani Hasyim (Trah Nabi) untuk kemudian mati sebagai Pahlawan.
Tetapi Umar dalam perjalanan mau membunuh Nabi dibelokkan oleh Nuaim bin Abdullah yang telah menjadi muslim, ke rumah adiknya Umar yang telah masuk Islam (Fatimah) dan suaminya Said bin Zaid, urus dulu adikmu wahai Umar.
Hidayah ternyata menyibak pekatnya kebencian dan hitamnya kezaliman sang Umar.
Setelah kekerasan yang dilakukannya pada adiknya (Umar menampar adiknya), Umar mengambil mushaf Al-Quran yang saat itu dipegang Fatimah, tapi dikatakan oleh Fatimah binti Khattab, engkau Najis, mandilah..
Anehnya Umar menuruti, kemudian mandi, lalu kembali mengambil mushaf, dibacalah QS Thaha..
Ṭā Hā.
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Nabi Muhammad) supaya engkau menjadi susah.
(Kami tidak menurunkannya,) kecuali sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada Allah).
(Dialah Allah) Yang Maha Pengasih (dan) beristiwa di atas ʻArasy.
Milik-Nyalah apa yang ada di langit, apa yang ada di bumi, apa yang ada di antara keduanya, dan apa yang ada di bawah tanah.
Jika engkau mengeraskan ucapanmu, sesungguhnya Dia mengetahui (ucapan yang) rahasia dan yang lebih tersembunyi (darinya).
Allah tidak ada tuhan selain Dia. Milik-Nyalah nama-nama yang terbaik.
Pada awal-awal surat ...
Kalimat yang akarnya menghujam dalam kebumi, puncaknya menjulang ke langit, maknanya begitu manis dan indah, ini bukan perkataan manusia, kata Umar.
Umar sangat kompeten menilai begitu karena selain bisa baca tulis Umar mengetahui syair-syair arab.
"Dimana Muhammad?", kata Umar...
Lantas melompatlah Khabab bin Al-Arat yang sedari tadi sembunyi di rumah Said bin Zaid dan istrinya Fatimah untuk mengajar Alqur'an, sambil berkata...
"Bergembiralah wahai Umar, aku berharap engkaulah orang yang dimaksud Nabi dalam doanya:
Ya Allah, kuatkanlah Islam dengan salah satu dari dua Umar (Umar bin Khattab atau Umar bin Hisyam/Abu Jahal) yang paling engkau cintai..."
(Aly Raihan El-Mishry)